Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 11 Oktober 2021 | 09:20 WIB
Ilustrasi batik tulis (Dok. Garuda Kencana Batik)

SuaraSurakarta.id - Motif batik Solo mempunyai keindahan dan makna mendalam. Batik adalah warisan budaya Indonesia.

Kota Solo merupakan salah satu pusat batik ternama di Indonesia. Beragam motif batik Solo tak hanya digemari pasar domestik, namun juga menjelajah perdagangan internasional.

Batik tulis menjadi yang paling diincar. Batik ini terasa istimewa bagi pemakainya karena dihasilkan lewat tangan-tangan terampil secara manual.

Butuh kesabaran, ketelitian, pengusaan teknik dan ketekunan tinggi untuk membuat batik tulis. Prosesnya yang cukup lama dan bertahap membuat batik tulis kerap dibanderol dengan harga tinggi.

Baca Juga: Sindir Kaum Pemalas dan Suka Sambat, Khofifah Pamer Karya Batik Tulis Garapan Disabilitas

Selain batik tulis, motif batik Solo juga diproduksi dengan teknik cap. Harga dari batik cap ini tergolong lebih murah karena pengerjaannya yang lebih mudah ketimbang batik tulis.

Kain Batik Lakon Indonesia (Dok. Lakon Indonesia)

Batik-batik tersebut bisa didapat dengan mudah ketika mengunjungi kawasan wisata batik di Kota Solo. Lokasinya ada di Kampung Batik Laweyan serta Kampung Batik Kauman.

Ada puluhan toko yang menjual berbagai motif batik Solo, mulai harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Pengrajin batik di dua wilayah ini biasanya mendapatkan ilmu turun-temurun dari leluhurnya.

Untuk warna, dahulu batik dari Solo dominan dengan warna soga atau kecoklatan. Namun seiring perkembangan zaman, motif batik Solo dipadukan dengan warna-warna lainnya.

Berikut beberapa motif batik Solo yang bisa jadi pilihan. Setiap motifnya tak dibuat asal-asalan. Namun ada makna yang terkandung dalam setiap motif batik Solo.

Baca Juga: Sempat Normal, Akun Instagram Pemkot Solo Kembali Dibajak?

1. Motif Batik Parang

Motif Batik Parang (ist)

Batik Parang merupakan salah satu motif batik Solo yang telah ada sejak zaman Kerajaan Kartasura. Parang diambil dari kata "pereng" yang memiliki arti lereng atau tebing.

Motif ini terlihat seperti huruf S yang diambil dari deburan ombak di lautan, yang melambangkan kekuasaan, kekuatan dan semangat. Susunan huruf S yang saling terhubung melambangkan kesinambungan dan bentuk tali persaudaraan.

Pada zaman dahulu, motif ini hanya dipakai para raja, penguasa dan ksatria.

2. Motif Batik Kawung

Motif Batik Kawung (ist)

Batik Kawung memiliki keindahan yang tak kalah dari motif batik lain dari Solo. Motif ini dinamakan kawung karena bentuknya yang lonjong, seperti buah kawung atau kolang-kaling.

Bentuk kawung ini disusun secara geometris dan sejajar, menyerupai bunga teratai dengan empat buah kelopak yang tampak merekah. Bunga teratai bagi masyarakat Jawa melambangkan kesucian dan panjang umur.

Pada zaman dahulu, motif batik kawung hanya dapat digunakan kalangan kerajaan. Motif ini mencerminkan pribadi pemimpin yang mampu menjaga hati dan hawa nafsu.

3. Motif Batik Sidomukti

Motif Batik Sidomukti (ist)

Sidomukti berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, yakni Sido dan Mukti. Sido berarti jadi dan mukti berarti makmur, sejahtera atau berkecukupan.

Motif batik Solo ini kerap digunakan dalam acara pernikahan di Solo. Motif Batik Sidomukti dikenakan dengan maksud agar bahtera rumah tangga diberi keberkahan, rezeki dan kebahagiaan.

Selain itu, motif ini memiliki makna pengharapan hidup yang lebih baik di masa depan, hidup mulia dan selalu mengingat sang pencipta.

4. Motif Batik Truntum

Motif Batik Truntum (ist)

Truntum memiliki makna penuntun. Motif ini biasa digunakan para orang tua dalam sebuah acara pernikahan putra-putrinya. Filosofinya, orang tua diharapkan menjadi penuntun, panutan atau contoh bagi anaknya yang akan mengarungi kehidupan yang baru.

Motif batik Truntum diciptakan Kanjeng Ratu Kencana, Permaisuri Sunan PB III. Motif ini dibuat dengan makna cinta yang tumbuh kembali atau semakin lama semakin terasa subur berkembang atau tumaruntum.

5. Motif Batik Satrio Manah

Motif Batik Satrio Manah (ist)

Motif batik ini kerap dipakai wali pengantin pria dalam proses lamaran atau meminang calon pengantin perempuan. Motif ini mengandung makna agar lamaran diterima calon pengantin wanita beserta keluarganya.

Selain digunakan wali pengantin pria, motif batik satrio manah juga sering dipakai calon pengantin pria. Dalam bahasa Jawa, Satrio Manah memiliki arti seorang kesatria yang sedang membidik.

Dalam sebuah proses lamaran, calon pengantin pria sedang membidik calon pengantin wanita untuk diajak berkeluarga.

6. Motif Batik Semen Rante

Motif Batik Sawat (ist)

Semen Rante berasal dari dua kata dala bahasa Jawa, yakni Semen dan Rante. Semen atau semi berarti tumbuh dan Rante berarti rantai. filosofinya, Semen Rante melambangkan hubungan erat dan ikatan yang kokoh.

Batik Semen Rante kerap digunakan mempelai perempuan ketika dilamar lelaki pujaan hatinya. Batik ini dikenakan sebagai isyarat bahwa mempelai perempuan ingin membentuk sebuah keluarga yang kuat dan tak dapat dipisahkan.

7. Motif Batik Sawat

Motif Batik Sawat terinspirasi dari Sawat atau Sayap. Motif ini kerap dikaitkan dengan burung garuda. Pada zaman dahulu, motif ini dianggap sakral dan hanya digunakan para raja dan keluarganya saja.

Sekarang ini, motif batik sawat sering digunakan pasangan pengantin ketika proses pernikahan adat Jawa. Makna dari motif ini yakni bisa melindungi kehidupan bagi penggunanya.

Demikian motif batik Solo, Anda suka yang mana?

Kontributor : Lukman Hakim

Load More