Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 08 Oktober 2021 | 06:45 WIB
Yunita Surya Rahmawati, 26, warga Gunung RT 001/RW 012, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo, menenangkan putrinya Nadira, 1,5, yang menderita kelainan jantung bocor, Kamis (7/10/2021). [Solopos/ Candra Putra Mantovani]

SuaraSurakarta.id - Tak punya asuransi kesehatan atau BPJS membuat seorang bocah di Sukoharjo ini tidak bisa berobat. Padahal, bocah tersebut mengidap penyakit kronis. 

Ia adalah Nadira, bocah berusiah 1,5 tahun ini sudah enam bulan tidak mendapatkan pengobatan untuk menyebuhkan penyakitnya. 

Menyadur dari Solopos.com, Orang tua Nadira tak memiliki biaya untuk pengobatan anak balita itu. Mereka sebenarnya sudah mendaftarkan Nadira sebagai peserta BPJS Kesehatan. Namun hingga saat ini layanan jaminan kesehatan tersebut belum bisa digunakan.

Ibunda Nadira, Yunita Surya Rahmawati, ditemui di rumahnya Kamis (7/10/2021), mengatakan permasalahan Nadira tidak bisa mendapatkan pengobatan lantaran BPJS Kesehatan yang didaftarkan untuk anaknya belum bisa digunakan.

Baca Juga: Begini Gejala-gejala Penyakit Jantung yang Sering Dikira Maag

Total selama enam bulan sejak April 2021 hingga saat ini, bocah asal Sukoharjo tidak pernah mendapatkan obat untuk membantu proses penyembuhan penyakit jantung bocor.

“Dulu itu saat lahiran anak saya langsung didaftarkan BPJS kesehatan. Tapi karena belum punya nama, jadi terdaftar anak dari Yunita,” ungkapnya.

Yunita mengaku baru tahu anaknya belum bisa mendapatkan layanan BPJS Kesehatan saat akan berobat pada April 2021. Hingga saat ini belum bisa karena masih dalam proses pengurusan. “Saya sudah lima kali bolak-balik BPJS tapi belum bisa,” ujarnya.

Pengobatan dengan biaya mandiri untuk bocah yang mengalami jantung bocor itu dirasa sangat berat untuk Yunita dan suaminya, Andrean. Akibat pandemi Covid-19, pada 2020 lalu Andrean yang awalnya bekerja sebagai petugas satpam di pusat perbelanjaan kena PHK.

Buruh Serabutan

Baca Juga: Ternyata Stres Bisa Berpengaruh Terhadap Risiko Penyakit Jantung, Ini Penjelasannya

Kini Andrean bekerja menjadi buruh serabutan. Yunita juga mengaku hanya bisa membantu ekonomi keluarga sebagai buruh seterika pakaian. Yunita tidak mampu melakukan pekerjaan berat akibat penyakit gagal ginjal yang dideritanya sejak 2017.

“Suami sekarang kerja bangunan saja. Saya juga karena sejak 2017 kena gagal ginjal tidak bisa membantu banyak. Sedangkan saya juga harus berobat rutin cuci darah dua kali dalam sepekan. Beberapa obat juga harus ditebus mandiri,” imbuhnya.

Yunita mengatakan putrinya terpaksa bertahan dari penyakitnya tanpa obat selama enam bulan terakhir. Selain itu, kebutuhan nutrisi untuk Nadira juga kurang terpenuhi. Bahkan akibat tidak mampu membeli susu khusus untuk nutrisi yang dibutuhkan, kini bibir Nadira membiru. “Alhamdulillah, anak saya masih berjuang dan masih bisa bertahan meskipun belum mendapatkan obat,” ungkapnya.

Sementara itu, Kades Pucangan, Kartasura, Sukoharjo, Budiyono, mengaku langsung melakukan intervensi begitu mengetahui permasalahan yang dialami keluarga Nadira, bocah yang menderita jantung bocor. Intervensi yang dilakukan antara lain memberikan sejumlah bantuan bahan pokok.

Selain itu Pemerintah Kelurahan juga membantu pengurusan administrasi agar BPJS Kesehatan untuk Nadira agar segera bisa dipakai untuk berobat. Menurutnya, berdasarkan hasil koordinasi, Pemdes Pucangan akan mendapatkan kepastian terkait status BPJS Kesehatan Nadira pada Kamis malam ini.

“Karena ada salah NIK dan nama. Saat didaftarkan itu belum punya nama bayinya jadi tidak bisa dipakai BPJS-nya. Sudah kami bantu urus dan kemungkinan nanti malam bisa dipakai. Kalau sudah bisa akan kami antar langsung ke RSUD agar bisa segera mendapatkan penanganan medis,” jelas dia. 

Load More