SuaraSurakarta.id - Masa penerapan kebijakan PPKM yang saat ini masih dilangsungkan oleh pemerintah menjadi pukulan bagi para pekerja seni.
Termasuk para pesinden yang secara otomatis sepi dari job alias tanggapan mengingat kegiatan hiburan yang mengundang banyak massa mash dilarang.
Namun demikian, para pesinden di Soloraya tak mau berhenti berinovasi hingga akhirnya melakukan pertunjukan seni melalui virtual.
Salah satunya Deni Hermawati, pesinden asal Kabupaten Karangannyar yang saat ini terus melakukan pertunjukan seni budaya sebagai pesinden dengan cara virtual melalui akun Youtube.
Baca Juga: Bali Siapkan Aturan Buka Mal saat Level PPKM Turun
"Iya mas. Ini kita ganti pertunjukannya melalui virtual. Karena memang sepi tanggapan karena PPKM masih belum ada tanggapan," ungkap Deni saat berbincang dengan Suarasurakarta.id.
Menurut Deni panggilan karipnya, lebih dari setahun dirinya tak ada tanggapan. Terlebih pemerintah memberlakukan kebijakan PPKM Jawa-Bali berlanjut ke PPM Level.
"Awalnya saya juga bingung mau kerja apa di mana. Sementara untuk menyambung hidup akhirnya saya jual kosmetik via medsos," tuturnya.
Dia memaparkan, ide untuk menggelar pertunjukan seni secara virtual justru tercetus saat kebijakan PPKM.
Meski demikian, Deni mengakui jika pemasukkan dari pertunjukan virtual dengan saat sebelum pandemi terpaut cukup jauh.
Baca Juga: Rumah Tipe MBR Paling Diburu Konsumen Saat Pandemi
Sebelum pandemi, setiap bulannya dia dan rekan seni sindennya bisa tampil 10 kali lebih.
"Wuaaa lha kalau sebe lum pandemi ini berlangsung, dulu sampai 25 hingga 30 kali setiap bulan mas. Sekarang sama sekali tidak ada," kata dia.
Sementara mengenai pertunjukan via virtual tersebut, Deni menambahkan setiap tampilnya mendapatkan Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu.
"Ya terhantung saweran dapetnya berapa setiap kali pertunjukan virtual. Terus nanti kita bagi dari karawitan, organ, sound system, lighting dan pendukung lainnya. Biasanya sebulan bisa sampai tiga kali pertunjukan," ungkapnya.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, ibu tiga anak tersebu rela bekerja serabutan. Wanita yang pernah mengenyam pendidikan di SMK Negeri 8 Surakarta ini juga masih bingung harus berbuat apa situasi seperti ini karena akses hiburan dilarang tampil.
"Semua akses hiburan kan enggak bisa tampil kan mas. Kecuali kalau hanya pertunjukan wayang dan karawitan yang enggak boleh, nah kita inovasinya bisa tampil hiburan lainnya. Seperti menjadi mc atau hiburan lainnya gitu," paparnya
Berita Terkait
Terpopuler
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- 6 Pilihan HP RAM 12 GB Dibawah Rp2 Juta: Baterai Jumbo, Performa Ngebut Dijamin Anti Lag!
- Polemik Ijazah Jokowi Memanas: Anggota DPR Minta Pengkritik Ditangkap, Refly Harun Murka!
- 5 Pilihan Mobil Bekas Honda 3 Baris Tahun Muda, Harga Mulai Rp50 Jutaan
- 5 AC Portable Murah Harga Rp350 Ribuan untuk Kamar Kosan: Dinginnya Juara!
Pilihan
-
Duet Jordi Amat dan Rizky Ridho di Lini Belakang Persija? Mauricio Souza Buka Suara
-
Jay Idzes Sulit Direkrut, Udinese Beralih ke Calon Rekan Kevin Diks
-
Jurnalis Asing Review Nasi Kotak Piala Presiden 2025, Isi Lauknya Jadi Sorotan
-
Harga Emas Antam Lompat Tinggi, Cek Deretannya
-
Siapa Takeyuki Oya? Bawa Liga Jepang Melesat Kini Jadi GM Urus Liga Indonesia
Terkini
-
Respati Ardi Mendadak Bertemu Fraksi PDIP, Ada Apa?
-
Bawa Basket Meroket, Perbasi Dukung Arfinsa Gunawan Maju Calon Ketua KONI Surakarta
-
Zakir Naik Dakwah di Solo: Ribuan Peserta Hadir dan Terbuka untuk Semua Agama
-
Kronologi Penemuan Mayat Wanita di Wonogiri, Warga Curiga Gara-gara Ini
-
Wonogiri Gempar! Wanita Ditemukan Tewas Tangan Terikat dan Wajah Tertutup Bantal