Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 02 September 2021 | 17:09 WIB
Taliban berhasil menguasai kembali Afganistan. [DW Indonesia]

Kedatangan Taliban ke tampuk kekuasaan semakin mendorong perpecahan, dengan ISIS menganggap kelompok itu sebagai "pengkhianat" karena menegosiasikan rencana penarikan pasukan asing dengan dengan AS, kata Groppi.
Namun, mereka secara tidak langsung terhubung dengan Taliban melalui kelompok ketiga.

Para pengamat mengatakan ada hubungan kuat antara faksi ISIS di Afghanistan dan kelompok militan yang disebut jaringan Haqqani, yang dekat dengan Taliban.
Metode

Al-Qaeda terkenal karena serangannya terhadap Menara Kembar New York pada tanggal 11 September 2001, yang kemudian dikenal sebagai serangan 9/11.

Dengan metode sedramatis itu, mereka bermaksud membakar semangat pejuang Muslim di mana-mana dan mengusir AS dari Timur Tengah, terutama Arab Saudi dan tempat-tempat suci.

Baca Juga: Menlu Retno: Indonesia Hanya Ingin Afghanistan Jadi Negara Damai

Propagandanya berkisar pada gagasan bahwa jihad adalah kewajiban setiap Muslim - tetapi tujuan al-Qaeda lebih diutamakan daripada yang lokal.

Byman mengatakan ISIS juga membuat poin-poin ini "tetapi dengan pendekatan yang jauh lebih keras".

"Bagi ISIS, terorisme adalah bagian dari perang revolusioner. Di wilayah yang mereka kuasai, mereka mengadakan eksekusi massal, pemenggalan kepala di depan umum, dan pemerkosaan. Mereka berusaha meneror penduduk setempat agar tunduk kepada mereka.

Ilustrasi ISIS. (Suara.com/Ema Rohimah)

"Al-Qaeda bisa memiliki pendekatan yang sedikit lebih lembut, kalau bisa dikatakan begitu."

Antara 2014 dan 2017, ISIS memperluas wilayahnya di Suriah dan Irak, meskipun sejak itu mereka kalah dari pasukan Barat dan Kurdi dan tentara Suriah yang disokong Rusia.

Baca Juga: Qatar Peringatkan Negara-negara di Dunia: Setop Isolasi Taliban

Pada Maret 2019 kekhalifahan ISIS dinyatakan runtuh setelah kehilangan wilayah terakhirnya di Suriah, namun sisa-sisa kelompok itu berkembang menjadi jaringan rahasia dan masih menjadi ancaman.

IS-K, ISIS cabang Afghanistan, melancarkan serangan di luar bandara Kabul pada 26 Agustus, yang menewaskan 170 orang. Kelompok ini juga menyerang kelompok etnis minoritas di negara itu.

Adapun Taliban mengerahkan taktik perang dan melakukan serangan terhadap pemerintah Afghanistan dan pasukan keamanan dalam beberapa pekan terakhir untuk merebut kota-kota besar dan akhirnya, ibukota Kabul.

Ada banyak laporan yang menuduh pejuang Taliban di tempat-tempat ini mengeksekusi tentara Afghanistan dan memberlakukan hukuman dan pembatasan yang keras, terutama pada perempuan.

Namun, Groppi mengatakan kelompok itu juga menguasai daerah dengan membujuk penduduk setempat, "terutama di daerah pedesaan, [mengatakan] bahwa mereka adalah solusi untuk banyak masalah negara, terutama korupsi".
Perekrutan

Taliban, al-Qaeda dan ISIS semuanya telah mampu merekrut orang-orang dari populasi lokal untuk memperjuangkan tujuan mereka.

Load More