Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 02 September 2021 | 17:09 WIB
Taliban berhasil menguasai kembali Afganistan. [DW Indonesia]

"Taliban adalah pemain paling signifikan di Afghanistan. Al-Qaeda adalah kelompok jihad transnasional yang berusaha membangun kembali jaringannya. Begitu pula ISIS, tetapi perjuangan mereka tidak akan mudah karena mereka adalah musuh bebuyutan al-Qaeda dan Taliban," katanya kepada BBC.

Pasukan perlawanan anti-Taliban di kawasan lembah Panjshir. (foto: AFP)

Asal-usul

Al-Qaeda dan Taliban muncul dalam peperangan melawan invasi Soviet pada akhir 1980-an dan konflik internal Afghanistan pada awal 1990-an.

ISIS muncul bertahun-tahun kemudian dari sisa-sisa al-Qaeda di Irak (AQI), cabang lokal al-Qaeda yang dibentuk sebagai tanggapan atas invasi AS ke Irak pada 2003.

Baca Juga: Menlu Retno: Indonesia Hanya Ingin Afghanistan Jadi Negara Damai

Kelompok ini sempat meredup selama beberapa tahun pengiriman besar-besaran pasukan AS ke Irak pada 2007. Tapi mereka mulai muncul kembali pada 2011.

Al-Qaeda didirikan oleh jutawan Saudi Osama Bin Laden pada akhir 1980-an. Namanya berarti "pangkalan" atau "jaringan", dan ia berfungsi sebagai jejaring dukungan logistik dan persenjataan bagi Muslim yang berperang melawan Uni Soviet.

Bin Laden merekrut orang-orang dari berbagai negara Islam untuk bergabung dengan al-Qaeda.

Taliban, atau "santri" dalam bahasa Pashto, muncul pada awal 1990-an di Pakistan utara menyusul penarikan pasukan Soviet dari Afghanistan.

Gerakan yang didominasi oleh etnis Pashtun itu diyakini pertama kali muncul di madrasah-madrasah - sebagian besar dibiayai dengan uang dari Arab Saudi - yang mengajarkan Islam Sunni garis keras.

Baca Juga: Qatar Peringatkan Negara-negara di Dunia: Setop Isolasi Taliban

Taliban berjanji - di wilayah Pashtun yang mencakup Pakistan dan Afghanistan - untuk mengembalikan kedamaian dan keamanan serta menerapkan Syariah atau hukum Islam versi mereka sendiri setelah berkuasa.

Load More