SuaraSurakarta.id - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Slamet Rosyadi mengatakan tren penurunan kasus Covid-19 beberapa hari terakhir telah menunjukkan bahwa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berjalan efektif.
"Penurunan kasus beberapa hari terakhir bisa menjadi bukti efektifitas PPKM," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (31/8/2021).
Selain itu, kata dia, penurunan kasus dapat menjadi indikator bahwa penerapan disiplin protokol kesehatan sudah makin membaik.
"Penurunan kasus memang dapat menjadi bukti efektivitas penerapan PPKM. Selain itu, budaya 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak juga sudah mulai berkembang menjadi gaya hidup masyarakat," ujar dia.
Kendati demikian, kata dia, penurunan kasus infeksi COVID-19 tidak boleh membuat masyarakat lengah dan menjadi abai terhadap protokol kesehatan.
"Jangan sampai karena merasa euforia terhadap penurunan kasus, maka penerapan protokol kesehatan menjadi kendur, ini tidak boleh terjadi, penurunan kasus harus tetap diikuti dengan penerapan protokol kesehatan," paparnya.
Dia mengatakan, penegakan disiplin penerapan protokol kesehatan juga harus tetap menjadi perhatian utama.
"Tujuannya agar masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan secara ketat, khususnya di area yang berisiko penularan, seperti pusat perbelanjaan, rumah sakit, sekolah dan area publik lainnya," katanya.
Sementara itu, hal senada juga disampaikan oleh ahli epidemiologi lapangan dari Fakultas Kedokteran Unsoed dr. Yudhi Wibowo yang mengingatkan agar masyarakat tetap mewaspadai risiko penularan Covid-19 dan terus disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Baca Juga: Jakarta PPKM Level 3, Jumlah Penumpang MRT Naik 142 Persen
Terlebih lagi, kata dia, pemerintah telah memutuskan memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga 6 September 2021.
Selain itu, kata dia, masyarakat juga perlu mengikuti anjuran pemerintah untuk segera mendapatkan vaksinasi Covid-19 dan tetap disiplin menjalani protokol kesehatan
"Kendati demikian, masyarakat harus tetap perkuat protokol kesehatan meskipun program vaksinasi sudah berjalan, jangan sampai kendur," katanya.
Dia mengatakan seseorang yang sudah mendapat vaksin belum sepenuhnya kebal dari risiko terinfeksi Covid-19.
"Vaksinasi memang memiliki manfaat untuk membentuk kekebalan serta mencegah terjadinya perburukan gejala berat bila terinfeksi, namun demikian, bukan berarti kebal sehingga masih mungkin tertular atau terinfeksi. Selain itu, jika tertular maka masih berpotensi menularkan ke orang lain," pungkasnya.
Sumber: ANTARA
Berita Terkait
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
-
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
Terkini
-
Terima 1.450 Mahasiswa Asing dari 50 Negara, UIN Raden Mas Said Surakarta Pecahkan Rekor MURI
-
Syahdunya HUT ke-80 RI di Kaki Gunung Merbabu: Drama Kolosal, Cosplay Pahlawan hingga Tari Saman
-
Asyik Mancing di Embung Musuk Boyolali, Bocah 12 Tahun Malah Tewas Tenggelam
-
Pilihan Baru Hyundai Stargazer: Varian Cartenz & Cartenz X Meluncur di Solo Raya
-
34 Suporter Ditangkap di Laga Persis Solo vs Persija, Ini Penyebabnya