SuaraSurakarta.id - Nama Syech Abdul Qodir Assegaf atau lebih dikenal Habib Syech mungkin sudah tak asing ditelinga masyarakat Indonesia. Salah satu ulama kharismatik ini terkenal lewat suara merdunya ketika melantunkan selawat.
Pria kelahiran Kota Solo ini memang menggunakan selawat sebagai media berdakwahnya.
Pencinta selawat Habib Syech atau biasa disebut Syekhermania pun jumlahnya sangat banyak dan tersebar di seluruh penjuru Indonesia.
Namun perjalanan dakwah pimpinan grup Ahbaabul Musthofa ternyata tidaklah mudah. Habib Syech pernah mengalami masa-masa sulit saat pertama kali memulai berdakwah.
Merangkum salah satu video yang diunggah oleh channel youtube Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf. Ternyata Habib Syech tak memiliki keinginan menjadi seorang pendakwah saat ini.
Namun karena memiliki garis keturunan dan keinginan orang tua untuk menjadi guru. Habib Syech pun menurutinya.
"Saya tidak pernah merencanakan (jadi pendakwah) dan ini seperti pemberian dari Allah untuk meneruskan risalah Rasulullah. Tapi rencana ini mungkin sudah diinginkan oleh orangtua, mereka selalu mendoakan saya diberi nama 'Syech' supaya menjadi seorang guru," ucap Habib Syech.
Sebelum dakwah Habib Syech sukses seperti sekarang ini. Ternyata ketika awal-awal Habib Syech berdakwah, ia pernah mendapatkan cacian dari masyarakat.
Bukannya marah, Habib Syech malah merasa senang karena ia mendapat tantangan saat berdakwah.
Baca Juga: ASN Pemkot Solo Jadi Korban Pemerasan, Ini Pesan Gibran
"Pengalaman berharga saya ketika saya dicaci dan dipeluk oleh orang yang dalam keadaan mabuk. Keadaan seperti itu lebih nikmat, karena saat itu saya senang menghadapi tantangan. Kalau sekarang hampir tidak ada tantangan, disemua tempat saya disambut baik," jelasnya.
"Dulu pas awal-awal saya pernah datang ke suatu tempat malah saya dicaci, diusir dan ditanya alirannya apa. Disaat itu saya merasa nikmat karena saya bisa merasakan perjuangan Nabi Muhammad yang banyak menerima penolakan dari masyarakat Arab khususnya pamannya sendiri," tambahnya.
Selanjutnya Habib Syech menceritakan kenikmatan lainnya saat dipeluk oleh orang yang sedang mabuk. Habib Syech pun sampai dibuat haru oleh seorang pemabuk tersebut.
"Orang mabuk itu luar biasa saya sampai menangis saat itu. Pas saya turun dari panggung tiba-tiba dirangkul orang. Saya sudah mencium kalau orang ini habis mabuk. Terus dia minta pada saya untuk didoakan agar taubatnya diterima oleh Allah," paparnya.
Rupanya setelah kejadian tersebut, orang pemabuk itu datang kembali menemui Habib Syech. Namun orang ini sudah berubah terlihat dari pakaian yang dikenakan.
"Ketika dia datang lagi ke majelis saya dia sudah mengenakan sarung, pakai peci, dari kejauhan dia seperti malu. Lalu saya panggil dan meminta didoakan. Karena doa orang yang sudah bertaubat itu didengar oleh Allah. Pengalaman itu sangat berkesan buat saya," ungkap Habib Syech
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Dualisme Keraton Solo: Fadli Zon Undang Raja Kembar, Hangabehi Datang, Purboyo Pilih Urus Kuliah
-
Akhir Tahun di Solo: Berburu 5 Kuliner Malam Legendaris yang Tak Terlupakan
-
Satgas Pangan Polri 'Berjibaku' Menembus Tantangan Geografis demi Harga Beras Murah
-
Jadwal KRL Solo-Jogja Terbaru Jumat 12 Desember 2025, Cek Jam Keberangkatan dari Palur!
-
Miris! Kondisi Bangsal Pradonggo Keraton Kasunanan Surakarta sudah Disanggah Puluhan Bambu