SuaraSurakarta.id - Paguyuban jasa penyewaan sound system dan organ tunggal mengadakan pawai keliling Magelang. Mereka meminta pemerintah melonggarkan izin penyelenggaraan hajatan.
Sekitar 45 mobil mengangkut sound system ikut dalam aksi pawai ini. Mereka berasal dari tiga komunitas yang mewadahi pemilik sound system, pemain organ tunggal, dan pelaku seni panggung.
“Tujuannya yang utama memperjuangkan nasib kami. Selama pandemi ini kami di dunia entertainment sama sekali tidak bisa beraktivitas,” kata Latif, Ketua Paguyuban Relasi Entertainment Magelang (Prima), Senin (30/8/2021).
Menurut Latif, pengusaha jasa hiburan panggung menanggung kerugian lebih dari 90 persen akibat pandemi.
Baca Juga: Bangkrut, Pengusaha Sound System Ngawi Ingin Tukar Peralatan dengan Ternak atau Beras
“Intinya meminta izin kelonggaran keramaian. Dampak utamanya ya kami tidak punya pemasukan,” ujar Latif.
Anggota komunitas yang ikut dalam aksi pawai adalah Crew Sound Mungkid Borobudur (CSMB) dan Paguyuban Sound Gunung (PSG). Kedua paguyuban ini bernaung di bawah Paguyuban Relasi Entertainment Magelang (Prima).
Total anggota paguyuban Prima mencapai 250 orang. Mereka tersebar di Kecamatan Borobudur, Sawangan, Dukun, Ngluwar, Muntilan, dan Salam.
“Prima ini komunitas entertainment jadi anggotanya meliputi ada tukang orgen, tukang foto, sewa tenda, penyewaan lampu dan lain sebagainya. Kami semua punya keluarga yang harus dipenuhi kebutuhannya.”
Aksi pawai mengambil titik star dari Jalan Klangon KM 2, Kecamatan Muntilan. Rombongan bergerak melintasi Jalan Raya Yogyakarta-Magelang hingga putar balik di kawasan Metoyudan.
Baca Juga: Ngenes! Tak Kuat Beli Beras, Tukang Sound System di Semarang Ini Jual Semua Asetnya
Sepanjang jalan anggota paguyuban menyuarakan desakan mereka kepada pemerintah. Melalui pengeras suara, sejumlah pemilik sound system bahkan menawarkan menjual peralatan mereka kepada masyarakat yang berada di pinggir jalan.
Pada mobil pawai, peserta aksi pawai membentangkan spanduk yang diantaranya bertuliskan: “Dua Tahun Nggak Bisa Kerja Bapak, Poseng Dol” dan “Dijual Buat Angsuran BRI”.
“Harapan kami pemerintah di bawah tingkat kabupaten biar memberikan kelonggaran pelaksanaan hajatan, pernikahan, dan lain sebagainya. Mohon permintaan kami ini bisa didengar oleh pemerintah,” kata Latif.
Meski aksi pawai melintasi ruas jalan utama, terpantau lalu-lintas di Jalan Raya Yogyakarta-Magelang tidak mengalami kemacetan. Seusai pawai, peserta membubarkan diri dengan tertib.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Berita Terkait
Terpopuler
- Stefano Lilipaly Rela Dicoret Patrick Kluivert, Batal Bela Timnas Indonesia
- 5 Bedak Murah yang Mengandung SPF: Cocok Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- Patrick Kluivert Coret 9 Pemain Lawan China
- Coach Justin: Artinya Secara Kualitas Timnas Indonesia Gak Layak Lolos Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi HP Murah Rp900 Ribuan Terbaik Mei 2025: Spek Ciamik dan Memori Lega!
Pilihan
-
5 Rekomendasi Serum Vitamin C Terbaik: Wajah Glowing, Samarkan Bekas Jerawat
-
Jay Idzes Sudah Beri Salam ke Fans Venezia: Terima Kasih Semuanya
-
3 Pengganti Paling Cocok untuk Sandy Walsh yang Cedera saat Bela Yokohama F. Marinos
-
3 Rekomendasi HP Snapdragon 7 Gen 3 Terbaik, Chipset Kekinian yang Super Gahar!
-
Orang Tua di Sumsel Bawa Anak Pemakai Sabu ke Barak Dedi Mulyadi, BNN: Cara Ini Salah!
Terkini
-
MOS 2025 The Chosen Cause: 65 Seniman Grafiti dari 15 Negara Berkreasi di Indaco Karanganyar
-
Gelar Rapimnas di Solo, Ini Penilaian GAMKI untuk Kinerja Prabowo-Gibran
-
Event Besar Bakal Digelar di GOR Manahan: Ada Indonesia All Star, IBL hingga Badminton
-
Cerita Teman Sebangku Jokowi di SMAN 6 Solo: Dia Punya Jiwa Sosial Tinggi dan Pintar
-
Pinjam Dana Talangan untuk Proyek APD Fiktif, Pengusaha Sragen Dipenjara