SuaraSurakarta.id - Senin (2/8/2021) sekitar pukul 08.30 WIB, udara dingin masih terasa saat Suara.com menyambangi Dusun Surodadi, Desa Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
Maklum saja, dusun itu hanya berjarak sektar 5 kilometer saja dari puncak Gunung Merbabu. Selain dingin, kabut tebal pun juga menyelimuti hampir setiap wilayah di dusun itu.
Tak hanya hawa dingin saja, sinyal handphone pun mendadak hilang setelah sampai di 'pusat' dusun tersebut. Sehingga jaringan komunikasi benar-benar terputus.
Namun di depan sebuah warung kelontong berukuran 3x3 meter, terlihat sejumlah anak kecil berusia antara 8 hingga 12 tahun yang asyik dengan telepon selulernya.
Baca Juga: Emak-emak Ajak Berantem Kapolsek Gegara Takut Vaksin Covid-19 dan 5 Berita Viral Lainnya
Usut punya usut, mereka ternyata sedang mengikuti belajar online di tengah pandemi Covid-19 dan PPKM. Belajar secara virtual itu sudah berjalan lebih dari setahun terakhir.
"Saya trenyuh (terharu) mas. Anak-anak ini bersemangat dalam belajar online, meski di tengah keterbatasan sinyal," ungkap pemilik warung, Sunanto membuka perbincangan dengan Suara.com.
Sunanto adalah pemilik warung kelontong yang dinamainya 'Toko Pojok' yang memasang jaringan wifi sehingga 'menyelamatkan' belajar online bocah-bocah yang 'dihantam' keterbatasan jaringan.
"Sehari itu saya lihat paling sedikit 10 orang. Kalau jajan (di warung saya) sedikit-sedikit, kalau makan siang itu pulang dulu nanti balik lagi. Tapi tetap menerapkan jaga jarak dan wajib menggunakan masker," paparnya.
Dia menceritakan, awal pemasangan wifi itu sejatinya tercuat sekitar empat tahun lalu.
Baca Juga: Demi Anak Bisa Ikut Sekolah Online, Ibu Beli HP Pakai Uang Receh Hasil Bongkar Celengan
Saat itu, teman-teman Sunanto sedang menyambanginya namun mengeluh tentang susahnya sinyal.
Dirinya kemudian mutuskan memasang sinyal wifi dan mengabarkan ke para sohib yang berkunjung ke rumah dan warungnya.
"Tapi dibuat voucheran tiga jam tiga ribu. Nahsinyal lancar terus bisa menolong teman-teman saya," katanya.
Sunanto menceritakan lagi, anak laki-lakinya juga mengabarkan keberadaan wifi di warungnya ke teman-temannya.
"Kata teman-teman anak saya bilang ke saya, pakdhe ini sinyalnya bagus sekali dan ini mendukung sekali untuk kegiatan sekolah online," tuturnya.
Dia menambahkan, belajar online biasanya dimulai sekitar pukul 08.00 WIB sudah berkumpul.
Awalnya mulanya, untuk pembayaran jaringan internet, dirinya harus merogoh kocek Rp 200 ribu. Namun karena digunakan untuk menolong masyarakat seperti mendukung pembelajaran online, pembayaran wifi digratiskan.
"Iya saya itu lihat anak-anak belajar di sana saya sangat bahagia bisa menolong belajar online. Anak-anak yang belajar online itu di daerah Surodadi dan sekitarnya sampai beda desa juga," kata Sunanto.
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Jelang Lawan Timnas Indonesia, Pemain China Emosi: Saya Lihat Itu dari Kamar Hotel
- 9 Mobil Bekas Murah Sekelas Alphard Mulai Rp 60 Juta: Captain Seat Nyaman Selonjoran
- 5 Rekomendasi Moisturizer untuk Usia 50 Tahun ke Atas: Wajah Jadi Lembap dan Awet Muda
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 7 Mobil Bekas Toyota-Suzuki: Harga Mulai Rp40 Jutaan, Cocok buat Keluarga Kecil
Pilihan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
-
Usai Tepuk Pundak Prabowo Subianto, Kini Handphone Ole Romeny Disita
Terkini
-
Heboh Bercak Merah di Wajah, Jokowi Blak-blakan Ungkap Kondisinya: Hanya....
-
Puspo Wardoyo: Idul Adha Tak Sekadar Berkurban, Tapi Juga Panggung Spiritual
-
Tolak Pinangan Ketua Umum PPP, Jokowi: Saya di PSI Saja
-
Forum Purnawirawan TNI Usul Pemakzulan Gibran, Ini Respon Jokowi
-
Pilih Salat Ied di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Wapres Gibran Kurban Sapi Berat 1 Ton