SuaraSurakarta.id - Gempa bumi yang terjadi di Bantul, Yogyakarta 2006 lalu merupakan bencana gempa bumi terdahsyat yang pernah terjadi di Indonesia.
Dengan kekuatan mencapai 5,9 skala richter (SR), guncangan sampai ke wilayah Klaten dan Wilayah Boyolali.
Untuk wilayah Boyolali yang terdampak gempa Kecamatan Sawit. Ada tiga desa yang mengakibatkan kerusakan parah, yakni Desa Cepoko Sawit, Kenteng, dan Satriyan.
Guna mengenang kejadian tersebut, 11 tahun setelah gempa dibangun Museum Gempa Bumi 2006 di Desa Cepoko Sawit, Kecamatan Sawit, Boyolali.
"Museum ini dibangun untuk mengenang bencana gempa yang terjadi 2006 lali," ujar sesepuh Desa Cepoko Sawit, Kecamatan Sawit, Boyolali, Kardiyo saat ditemui Suarasurakarta.id, Jumat (20/8/2021).
Waktu terjadinya gempa bumi di wilayah sini cukup parah khususnya tiga desa, yakni Desa Cepoko Sawit, Kenteng, dan Satriyan.
Banyak rumah warga hancur dan rusak-rusak karena gempa. Warga yang jadi korban juga ada.
"Dulu pas gempa disekitar sini cukup parah. Rumah saya juga hancur," kata dia.
Museum Gempa Bumi 2006 ini dibangun atas bantuan dari Bank Mandiri. Berdiri di tengah area persawahan atau depan Kantor Balai Desa Cepoko Sawit.
Baca Juga: Terlibat Serbuan Kotabaru, Aksi Sukirno Padamkan Listrik Buyarkan Nyali Tentara Jepang
Ini dibangun juga swadaya orang-orang asli wilayah Sawit yang berada di Jakarta, seperti Wimboh Santoso dulu di Bank Mandiri sekarang di OJK.
"Ini swadaya orang-orang asli sini yang ada di Jakarta. Ini jadi bukti adanya gempa bumi yang terjadi cukup parah di sini," sambungnya.
Pasca selesai dibangun dan dibuka untuk umum, banyak warga yang datang. Awal-awal itu ramai, mereka datang tidak hanya anak-anak sekolah tapi juga warga umum.
"Sekarang meski pandemi ada datang walaupun jumlahnya tidak banyak. Ini dibuka terus, siapapun boleh datang," imbuh dia.
Museum Gempa Bumi ini berdiri tampak megah. Pengunjung yang masuk akan disuguhi pemandangan asri mengingat berdiri di tengah area persawahan.
Pengunjung juga akan disuguhi bangunan seperti pura megah di bagian depan. Di museum ini masyarakat bisa melihat kondisi waktu gempa terjadi lewat dokumen berupa foto-foto.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
KGPH Mangkubumi Dinobatkan PB XIV, Kubu PB XIV Purboyo Bakal Tempuh Jalur Hukum
-
Momen Haru Wiranto Antar Jenazah Istri ke Peristirahatan Terakhir, Doa dan Tangis Pecah di Pemakaman
-
Wong Solo Merapat! Saldo DANA Kaget Rp299 Ribu Siap Bikin Hidup Makin Ceria, Sikat 4 Link Ini!
-
Komitmen Golkar di Tengah Tantangan Ekonomi: Alia Noorayu Laksono Turun Bantu Ratusan Keluarga
-
10 Babak Perebutan Takhta Keraton Solo: Kisah Lengkap Dua Putra Raja yang Saling Mengklaim