SuaraSurakarta.id - Selama Indonesia Merdeka sudah terdapat tujuh kali pergantian Presiden. Selama 76 tahun itu pula ruang kerja Presiden berpindah-pindah sesuai selera sang pemimpin.
Kantor Presiden Republik Indonesia sempat berada di kediaman Bung Karno, pindah Jogja, Sumatra Barat, hingga kembali ke Jakarta.
Presiden Indonesia dari Soekarno, Soeharto, B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid atay Gus Dur, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo (Jokowi), punya ruang kerja yang berbeda-beda, meski beberapa di antaranya sama.
Menyadur dari Solopos.com, Awal kemerdekaan, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta belum memiliki kantor khusus. Segala urusan pemerintahan dilakukan dari kediaman Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur 56, Jakarta.
Pelantikan kabinet pertama pimpinan Soekarno-Hatta pada 2 September dilakukan di rumah itu. Usai pelantikan, anggota kabinet yang terdiri dari 18 menteri itu berfoto di beranda rumah.
Ruang kerja presiden kala itu harus berpindah karena Netherlands-Indies Civil Administration (NICA), badan pemerintahan semi militer bentukan Belanda, masuk Jakarta per 15 September 1945 dengan membonceng serdadu sekutu.
Sebagaimana dikutip dari laman indonesia.go.id, malam hari 1 Januari 1946, Presiden Soekarno mengadakan rapat terbatas tentang pemindahan ibu kota negara. Kota Yogyakarta menjadi salah satu pilihan.
Gayung bersambut. Pada 2 Januari 1946, utusan dari Yogyakarta datang menemui Presiden Soekarno dan menyampaikan pesan dari Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Pakualam VIII. Kedua penguasa Yogyakarta itu menyatakan membuka pintu selebar-lebarnya dan mendorong Pemerintah RI hijrah untuk sementara waktu ke Yogyakarta.
Tanpa menunggu lama, selepas senja 3 Januari 1946, satu rangkaian kereta dengan seluruh lampu yang padam berhenti persis di belakang rumah Pegangsaan Timur 56.
Baca Juga: Megawati Mengaku Terbelenggu Bicara Saat Jadi Presiden Indonesia
Bung Karno dan Bung Hatta, masing-masing dengan keluarga kecilnya, diikuti sejumlah tokoh, naik ke gerbong, hanya dengan pengawalan 15 orang pasukan bersenjata. Kereta dengan gerbong-gerbong gelap itu pun bergerak menuju Yogyakarta.
Gedung Agung Yogyakarta
Esok harinya, Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Pakualam IX menyambut rombongan presiden di Stasiun Tugu, Yogyakarta. Ketika itu Yogyakarta daerah aman. Kekuatan militer sekutu dan Jepang sudah pergi dan NICA belum masuk.
Presiden Soekarno untuk kali pertamanya mendapat akomodasi yang memadai sebagai kepala negara, yakni Gedung Agung, yang terletak di ujung Malioboro.
Gedung Agung pun resmi menjadi kantor sekaligus kediaman bagi Presiden Soekarno bersama keluarga. Bangunan ini sudah cukup layak bagi seorang kepala negara (baru) untuk memimpin pemerintahan. Gedung bekas kediaman resmi Residen Yogyakarta itu selesai dibangun tahun 1832. Di tempat lain, banyak bangunan serupa dan biasa disebut keresidenan.
Dari Yogyakarta, pelaksanaan administrasi pemerintahan bisa digelar lebih teratur. Sejumlah kementerian beroperasi dari bangunan lain peninggalan Belanda, yang ada di sekitar Malioboro dan Kota Baru.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
- 3 Klub yang Dirumorkan Rekrut Thom Haye, Berlabuh Kemana?
- Pemain Liga Inggris Rp 5,21 Miliar Siap Bela Timnas Indonesia di SEA Games 2025
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Layar AMOLED Terbaru Agustus 2025
-
Ini Alasan Warga Pembuat Mural One Piece di Semanggi, Suka Menggambar dan Diminta Buat
-
Pembuktian Justin Hubner dan Pelampiasan Dean James, Dua Bek Timnas Indonesia Bentrok di Eredivise
-
Ekonomi RI Tumbuh 5,12 Persen, Pemerintah Jadi Mesin Utama Pendorong Pertumbuhan
-
Adu Kokoh Maarten Paes vs Emil Audero: Siapa Pilihan Kluivert di Kualifikasi Piala Dunia 2026?
Terkini
-
Respon FX Rudy Soal Amnesti Hasto Kristiyanto: Hak Preogratif Presiden dan Sesuai Konstitusi
-
Ini Alasan Warga Pembuat Mural One Piece di Semanggi, Suka Menggambar dan Diminta Buat
-
Setelah Wali Kota Solo, Giliran Bupati Sragen Bela Warga Soal Gambar One Piece
-
LPK Hiro-LPK Kamisro Cetak Sejarah, Berangkatkan Driver Bus Profesional ke Jepang
-
Mural One Piece Bikin Geger Solo, Ada yang Dihapus, Ada yang Bertahan