SuaraSurakarta.id - Dr Radjiman dengan nama lengkap Radjiman Wedyodiningrat pasti lebih akrab di benak kita dari serpihan pelajaran sejarah. Ketika pelajaran sejarah membahas seputar proklamasi kemerdekaan, maka nama dr. Radjiman muncul dalam kapasitasnya sebagai Ketua Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK).
Namun ketika kisah soal seputar proklamasi kemerdekaan selesai, maka “selesai” pula pembicaraan soal dr. Radjiman.
Orang Solo mungkin punya tambahan “pengetahuan” soal dr. Radjiman. Ini lantaran namanya menjadi nama seutas jalan raya dari Pasar Klewer di sudut barat laut Alun-Alun Utara Keraton Surakarta hingga ke perbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo di wilayah Desa Makamhaji, Kecamatan Kartasura.
Padahal kalau merunut sejarah yang lebih lengkap, pengabdian dr. Radjiman bagi kepentingan rakyat dan kemudian bangsa dan negara sangat panjang dan istimewa. Uniknya, semua itu berawal dari bawah jendela sekolah. Kok bisa?
Baca Juga: Rayakan HUT Kemerdekaan RI ke-76, Ada Pagelaran Wayang Virtual di Tokyo!
Bantuan dr. Wahidin
Menyadur dari Solopos.com, dr. Radjiman, lahir dari keluarga rakyat jelata di Desa Mlati, Sleman, DIY, pada 21 April 1879. Ayahnya seorang kopral dalam pasukan pemerintah Hindia Belanda, Sutodrono, sementara ibunya memiliki darah Sulawesi-Gorontalo.
Radjiman saat beranjak besar kemudian bekerja menjadi penjaga dan pengasuh anak-anak pamannya, tokoh perjuangan dr. Wahidin Soedirohoesodo. Istri Wahidin adalah saudara dari ayah Radjiman.
Saat menjadi pengasuh inilah Radjiman biasa mengantar dan menunggui anak-anak dr. Wahidin di sekolah. Sambil menunggu, Radjiman biasa duduk di bawah jendela kelas dan “ikut bersekolah.”
Sepertinya di saat itu Radjiman menunjukkan kemampuan mampu mengikuti pelajaran sehingga dr. Wahidin kemudian merekomendasikannya untuk bisa ikut masuk bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS).
Baca Juga: 10 Menu Ini Rasa Kita! ala McD Meriahkan Hari Kemerdekaan RI 2021
Ini sekolah yang levelnya elite karena di masa penjajahan itu hanya anak warga Belanda atau orang Barat serta golongan bangsawan tinggi atau kelas menengah atas yang “layak” bersekolah di situ.
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 10 Pemain Keturunan Bisa Dinaturalisasi Demi Timnas Indonesia Lolos Olimpiade 2028
Pilihan
-
5 Mobil Matic Murah untuk Kaum Hawa: Hemat Bensin, Pilihan Warna Dukung Gaya
-
Harga Emas Antam Lompat Tinggi di Awal Pekan Jadi Rp1.894.000/Gram
-
7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
-
Hasil BRI Liga 1: Semen Padang Imbang, Dua Degradasi Ditentukan di Pekan Terakhir!
-
Pantas Dipanggil ke Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Kirim Whatsapp Ini ke Ramadhan Sananta
Terkini
-
MilkLife Soccer Challenge Solo: SD Djamaatul Ichwan dan SD Al Azhar Syifa Budi Juara
-
Berdayakan Masyarakat Peternak Disabilitas, Kandang Merah Putih Bisa Tingkatkan Produksi
-
Lumbung Ternak Jateng Makin Mantap, Ahmad Luthfi Soroti Gebyar Kontes Sapi di Boyolali
-
Korlantas Polri Cek Lokasi Kecelakaan Maut di Tawangmangu, Ini Hasilnya
-
Ada Satu Balita, Ini Daftar Korban Tewas Kecelakaan Maut di Tawangmangu