SuaraSurakarta.id - Kemerdekaan Republik Indonesia resmi diperingati setiap 17 Agustus. Perjuangan para gerilyawan diakhiri oleh pembacaan Proklamasi oleh Ir Soekarno dan menyatakan kemerdekaan untuk Indonesia.
Setelah menyatakan kemerdekaan dengan pembacaan proklamasi, tak lama kemudian Ir. Soekarno diangkat menjadi Presiden Republik Indonesia yang pertama.
Di Kota Solo terdapat bangunan bersejarah yang erat kaitannya dengan perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, 76 tahun silam.
Menyadur dari Solopos.com, di Kota Bengawan ini banyak berdiri bangunan-bangunan tua yang memiliki nilai historis yang tinggi.
Mulai dari Keraton Surakarta, Bentent Vastenburg, Monumen 45 Banjarsari, dan lain sebagainya.
Dari banyaknya bangunan bersejarah di Solo, ternyata terdapat satu bangunan yang jadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan Indonesia, 76 tahun lalu, yakni Gedung Dewan Harian Cabang ’45 yang sekarang dikenal sebagai Gedoeng Djoeang ’45.
Bangunan yang berlokasi di Jalan Mayor Sunaryo, Kedung Lumbu, Pasar Kliwon ini memiliki catatan sejarah panjang dalam memperjuangkan kemerdekaan RI.
Gedung DHC ’45 ini didirkan pada 1880 oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada awalnya bangunan ini digunakan sebagai bangunan sekolah dan asrama sebagai pelengkap kompleks militer Benteng Vastenburg yang berada tak jauh di depannya.
Di masa pendudukan Jepang, gedung tersebut sempat dikuasai oleh pasukan Nipon dengan sebutan Senkokan. Setelah berhasil direbut kembali pada masa kemerdekaan, secara berturut-turut gedung tersebut digunakan sebagai panti asuhan, markas kesatuan TNI, kantor pengurus DHC ’45, hingga seperti sekarang ini.
Baca Juga: 9 Pantun Ucapan HUT ke-76 RI, Cocok Dibagikan di Hari Kemerdekaan
Kini bangunan bersejarah di Solo ini dimiliki Kementerian Pertahanan dan masuk dalam Bangunan Cagar Budaya (BCB) di Kota Solo.
Dan saat ini Gedung DHC ’45 sudah direnovasi semakin apik pada 2014 hingga 2019 sehingga menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat ke Solo.
Penanggung jawab Gedoeng Joeang ’45 sekaligus Pengelola Beteng Trade Center Solo, Hendri Purwantoro, mengatakan transformasi gedung tersebut merupakan bagian dari revitalisasi.
“Ide intinya adalah membikin kompleks hang out milenial. Tempat ini kan sudah lama mati, kami coba hidupkan, pelan-pelan. Pengunjung bisa berfoto karena kami sudah siapkan banyak spot,” jelas dia, seperti diberitakan Solopos.com sebelumnya.
Direktur PT Andalan Property Solo itu mengatakan revitalisasi tak mengubah bangunan asli yang termasuk cagar budaya. Penataan hanya menyasar taman di sekitarnya. Seluruhnya bertema Eropa, menyesuaikan bangunan utama.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
-
Emas Antam Menggila, Harga Naik Kembali ke Rp 1,9 Juta per Gram
Terkini
-
Jadi Plt Ketua DPD PDIP Jateng, FX Rudy: Tenang, Saya Tak Lakukan 'Pembantaian'
-
Melawan Peredaran Miras Demi Solo Sehat, Tokoh Muslim Dorong Strategi Pengawasan
-
Ini Pengakuan Tersangka Pelecehan Seksual Anak Dibawah Umur
-
8 Anak Dibawah Umur di Solo Jadi Korban Pelecehan Seksual Pria Paruh Baya, Ini Kronologinya
-
Ditunjuk Jadi Plt DPD PDIP Jateng, FX Rudy: Siap Menjalankan Sebaik Mungkin