Ronald Seger Prabowo
Sabtu, 14 Agustus 2021 | 21:06 WIB
Beredar sebuah foto yang memperlihatkan seorang wanita sedang menunjukkan data rata-rata IQ masyarakat Indonesia sama dengan rata-rata IQ Gorilla viral di media sosial. [Instagram @mardiguwp]

SuaraSurakarta.id - Beberapa waktu lalu, sempat beredar sebuah postingan yang memperlihatkan seorang wanita sedang menunjukkan data rata-rata IQ masyarakat Indonesia, yang kemudian terlihat sama atau selevel dengan rata-rata IQ gorilla. Postingan ini belakangan viral di media sosial.

Kehebohan dan reaksi netizen terutama seperti terlihat di unggahan foto pada akun instagram pribadinya Mardigu Wowiek @mardiguwp, Jumat (13/08/2021).

Dalam unggahan foto yang tampak merupakan capture-an itu, awalnya tampak data soal rata-rata IQ manusia. Diketahui di situ, IQ normal manusia berkisar 90-109, sedangkan tingkat IQ manusia tertinggi di atas 140.

Kemudian dalam teks di foto tersebut, juga dituliskan rata-rata IQ di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Tampak bahwa Indonesia ternyata memiliki rata-rata IQ paling rendah (87), jauh dibanding Singapura yang 108, meski tidak begitu jauh dari Amerika yang 98.

Baca Juga: Profil Okto Maniani, Eks-Pemain Timnas Indonesia yang Kini Masuk Partai Politik

Yang mengundang komentar dan kehebohan, karena dalam foto itu terlihat tulisan data tentang IQ gorilla yaitu antara 75-95.

Postingan di Video Aslinya dan Penjelasan Pengunggah

Dalam video lengkapnya, sang wanita di akun TikTok yang video postingannya telah di-capture dan kemudian viral serta dikomentari banyak netizen itu, pemilik akun @Nana Padmo pun memberikan penjelasan.

Dia memaparkan bahwa (soal) IQ tentang gorila (itu) sudah dikalibrasi dengan kecerdasan manusia.

"Jadi saya membandingkan itu tidak untuk menghina. Namun untuk membayangkan betapa sulitnya mengajak bicara atau diskusi filsafat dan hal-hal bersifat konsep terhadap gorila," ungkap dia.

Baca Juga: Wakil Ketua MPR Sebut Penanganan Covid-19 di Indonesia Tak Konsisten

Dirinya juga mengajak masyarakat untuk memahami mengapa orang beragama di Indonesia belum menjadi jaminan jika agamanya bagus. Menurutnya, dengan keterbatasan kecerdasan, maka ajaran agama yang bagus tidak sepenuhnya bisa diserap.

"Kadang atau sering kali malah disalahpahami. Ketika orang lain atau kita sendiri dikritik tentang pemahaman agama yang salah, kita malah yang emosi dan marah," paparnya.

"Dengan kecederdasan yang terbatas, emosi kita tidak bisa dikelola dan kemudian menuduh orang lain menghina agama kita. Padahal maksudnya bukan seperti itu. Nah itu yang sering terjadi di Indonesia," tegas dia.

Lebih jauh, Nana pun berharap adanya perubahan sistem pendidikan di Indonesia guna menunjang sistem dan cara berfikir anak agar lebih kritis.

"Biarkan anak bebas berpendapat. Ajak mereka mencari data dan bereksplorasi kehidupan untuk mengasah cara berfikir kritis," kata Nana.

Menurutnya, melatih anak untuk bereksplorasi bisa dilakukan di sekitar tempat tinggal.

"Misalnya sekadar main di got depan rumah dan membahas kotoran serta tingkat populasi yang ada. Bisa dihitung bungkus plastik yang dibuang dan mencari data berapa ton sampah yang dibuat. Itu sudah membuat pemikiran anak menjadi terbangun," paparnya.

"Intinya adalah, IQ itu bukan penentu kecerdasan. Bisa saja IQ yang pas-pasan akan timbul kecerdasan yang bagus jika dilatih dan didikan yang benar," pungkasnya.

Load More