Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 03 Agustus 2021 | 14:05 WIB
Ilustrasi bocah laki-laki bersedih. (Shutterstock)

SuaraSurakarta.id - Duka mendalam dialami Azhar Al Ghifari Putra Setyawan. Bocah berusia 8 tahun asal Kelurahan/Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, itu jadi yatim piatu usai ayah dan ibunya meninggal dunia karena Covid-19.

Lebih memilukan lagi, Ghifari juga ditinggal sang kakek yang wafat karena hal serupa.

Sang ibu, Haryati (37), meninggal lebih dulu pada 21 Juli 2021 saat mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit rujukan Covid-19 di RSUD dr Moewardi Solo.

Setelah Haryati meninggal dunia, kakek Ghifari bernama Sutrisno (70), yang juga terkonfirmasi positif corona dirujuk ke RSUD Ir Soekarno Sukoharjo. Selang dua hari dirawat tepatnya Sabtu (24/7/2021), Sutrisno meninggal dunia.

Baca Juga: Beredar Foto Jenazah Pasien COVID-19 Berjejer di Rumah Sakit Bekasi, Cek Fakta Sebenarnya!

Di hari yang sama saat Sutrisno meninggal dunia, ayah Ghifari, Deni Budi Setyawan (43), juga mengalami gejala sama batuk, demam dan sesak napas.

Namun sayangnya saat dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo, Deni dikembalikan ke rumah karena kondisi rumah sakit full pasien hingga akhirnya meninggal dunia.

Dilansir Solopos.com--jaringan Suara.com, di makam ayah dan ibunya, Ghifari sapaan akrab bocah ini kerap menangis. Ghifari bahkan melontarkan kata-kata rindu terhadap kedua orang tuanya.

“Tiap saat minta diantar ke makam ibu bapaknya. Nanti di sana menangis. Saya yang melihat jadi ikut sedih,” ungkap Bude Ghifari, Eni Sulistiyowati, ketika berbincang dengan Solopos.com pada Selasa (27/7/2021).

Eni pun tak menyangka bakal kehilangan tiga anggota keluarganya sekaligus dalam hitungan hari. Ghifari pun baru mengetahui jika kedua orang tuanya telah tiada beberapa hari setelah kepergian mereka.

Baca Juga: Kesedihan Ghifari, Jadi Yatim Piatu Diusia 8 Tahun, Orang Tuanya Meninggal Karena Covid-19

Sejak kepergian orang tuanya ini, Eni menuturkan jika Ghifari kerap melamun.

“Kami kasih hiburan main game di HP atau belikan jajanan,” katanya.

Untuk sementara ini, Ghifari tinggal bersama sang nenek dan paman. Nenek dan pamannya memang selama ini tinggal bersama dalam satu lingkungan rumah.

Pihak keluarga juga gotong royong membantu memenuhi kebutuhan untuk Ghifari.

Selama ini kedua orang tua Ghifari bekerja sebagai penjual makanan keliling di Pasar Ir Soekarno. Sejak pandemi Covid-19, usaha ayah ibu Ghifari lesu. Keluarganya tak lagi banyak menerima pesanan makanan ringan sehingga ayah ibunya menjadi penjual keliling di Pasar Ir Soekarno.

Rencananya Ghifari bersama nenek dan pamannya dijadwalkan akan menjalani swab ulang oleh pihak Puskesmas setempat pada Rabu (28/7/2021). Sebelumnya bocah tersebut telah dilakukan swab antigen dengan hasil negatif.

“Mudah-mudahan hasil swab besok negatif. Kasihan masih kecil sudah yatim piatu,” tuturnya.

Load More