Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Minggu, 25 Juli 2021 | 08:39 WIB
Pemanah asal Jatinom, Klaten, Alviyanto Bagas Prastyadi, saat beraksi.(Instagram/alviyantobagas_)

Sang ibu mengakui, jika sejak kecil dirinya yang pertama kali melatih Bagas untuk memanah. Setelah dirasa berkembang, kemudian dilanjutkan beberapa pelatih mulai Esti Setyaningsih, Dedi Margi Pamungkas, dan Heri.

“Bagas itu kali pertama belajar memanah dari panah lungsuran saya. Lalu, mulai ikut lomba pertama kali saat duduk di bangku kelas IV SD. Waktu itu, dia langsung meraih juara (Popda Provinsi Jateng). Setelah itu, selalu dapat nomor saat ikut lomba. Sebelum ikut Olimpiade Tokyo 2020, Bagas meraih medali perak beregu putra di World Cup Paris,” kata Kusmiyati.

Sementara itu, pelatih Bagas, Esti Setyaningsih, mengatakan bakat yang dimiliki anak didiknya terasa karena sudah latihan sejak kecil.

“Bagas itu mengasah bakatnya dari nol. Dia tak memiliki bakat terpendam. Bakat yang dia miliki sekarang ini adalah bakat terlatih. Tim panahan Indonesia ini disebut-sebut tim underdog. Tapi, pencapaian di World Cup Paris kemarin dapat memacu Bagas dkk untuk meraih prestasi di Olimpiade,” katanya.

Baca Juga: Top 5 Sport Sepekan: Lepas Lalu Muhammad Zohri ke Olimpiade Tokyo, Ini Pesan Luhut

Hingga saat ini, Tim Merah Putih sudah mendapatkan satu perunggu dari cabor angkat besi nomor 49 kg putri dari sosok Windy Cantika Aisah.

Sumber: Solopos.com

Load More