Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 23 Juli 2021 | 18:31 WIB
Ilustrasi Sejumlah biksu melakukan ziarah di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (18/5). Biksu di Thailand memenggal kepalanya sendiri untuk dipersembahkan kepada sang Buddha [ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah]

SuaraSurakarta.id - Seorang biksu Thailand salah menafsirkan ajaran agama Buddha. Hingga sang biksu tersebut memenggal kepalanya sendiri demi mempersembahkan nyawanya kepada Buddha. 

Dilansir dari Terkini.id, aksi seorang biksu itu menurut otoritas Buddha, justru telah salah dalam menafsirkan ajaran agama.

Dia adalah Dhammakorn Wangphrecha (68), biksu senior kepala Biara Wat Phuhingong di provinsi timur laut Nong Bua Lamphu yang memenggal kepalanya dengan alat pemenggal kepala buatan sendiri.

Menurut laporan Eurasia Review peristiwa itu dilakukan dalam sebuah ritual keagamaan yang mengerikan pada 15 April lalu. 

Baca Juga: Mitsubishi Gandeng Hitachi Studi Kendaraan Listrik Komersial di Thailand

Biksu itu percaya bahwa dengan mengorbankan hidupnya sebagai persembahan kepada Buddha, maka ia akan bereinkarnasi sebagai makhluk spiritual yang lebih tinggi atau mencapai pencerahan (tujuan semua umat Buddha), berdasarkan catatan bunuh diri yang telah ditulisnya.

Dhammakorn menulis bahwa ia telah merencanakan tindakan itu selama lima tahun sebelum akhirnya melakukan eksekusi di samping patung Indra dari gips yang menunjukkan dewa Hindu memegang kepalanya yang terpenggal di telapak tangan terulur, menurut mitos India kuno.

“Keinginannya adalah mempersembahkan kepala dan jiwanya sehingga Sang Buddha dapat membantunya bereinkarnasi sebagai makhluk spiritual yang lebih tinggi di kehidupan selanjutnya,” tutur Booncherd Boonroed, seorang kerabat mendiang biksu tersebut, kepada kantor berita Thailand.

Dalam catatan bunuh dirinya, biksu itu menulis: ‘memenggal kepala adalah cara memberi penghormatan kepada Buddha.’

Kepala biara dilaporkan telah mengajar para pengikutnya di komunitas pedesaan dengan mengatakan bahwa jika memberikan nyawa kepada Buddha, maka seseorang akan dipastikan terlahir kembali lebih baik di kehidupan selanjutnya.

Baca Juga: Naik Sampan, Tenaga Kesehatan Thailand Sambangi Daerah-daerah Terpencil

Sebelum dikremasi di hutan, jenazah Dhammakorn dibaringkan di dalam peti mati, tetapi kepalanya ditempatkan di dalam toples agar para pengikut dan kerabatnya dapat memberikan penghormatan kepadanya.

Load More