Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Kamis, 03 Juni 2021 | 18:34 WIB
Angkutan Feeder akan disiapkan untuk memfasilitasi anak-anak sekolah yang kesulitan saat mengikuti PTM.[Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka akan menyiapkan moda transportasi feeder untuk fasilitas siswa saat mengikuti proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada 12 Juli nanti. Hanya saja fasilitas feeder tersebut dikhususkan untuk siswa yatim piatu. 

"Kita prioritaskan dulu untuk siswa-siswa yatim piatu. Nanti ada feeder khusus buat fasilitas PTM," ujar Gibran saat ditemui di Balaikota Solo, Kamis (3/6/2021).

Gibran menegaskan, untuk yang diluar itu orang tua mendampingi dan antar jemput saat PTM. Karena nanti yang memonitor keselamatan anaknya, kesehatan anaknya kalau sudah diluar sekolah orang tua. 

"Kalau bisa orang tua bisa antar jemput. Mungkin nanti anak-anak yatim piatu di panti asuhan kita siapkan," katanya. 

Baca Juga: Temui Gibran di Solo, Staf Khusus Presiden Jokowi Bahas Soal Ini

Ada 10 feeder yang disiapkan untuk antar jemput siswa saat PTM. Semua koridor akan disiapkan, sehingga bisa mengakses siswa yang membutuhkan fasilitas feeder.

"Semua koridor kita siapkan. Ada 10 feeder yang disiapkan," imbuh dia.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Solo, Etty Retnowati mengatakan sudah koordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) untuk menyiapkan feeder saat PTM nanti. 

"Persiapan terus kita lakukan. Koordinasi dengan Dishub jalan terus untuk menyiapkan feeder saat PTM," sambungnya.

Nanti sekolah diminta untuk membuat daftar, berapa jumlah siswa yang yatim piatu. Jangan sampai kemarin yang orang tuanya sudah siap antar jemput, tahu ada feeder terus pada ikut feeder. 

Baca Juga: Juli 2021, Sekolah di Sumsel Gelar Pembelajaran Tatap Muka

"Kita belum tahu jumlah anak yatim piatu yang sekolah di Solo berapa. Makanya kita minta sekolah harus punya daftar. Nanti satu feeder tidak penuh, tapi hanya lima anak," papar dia.

Untuk PTM bulan Juli nanti terus dipersiapkan. SMP hampir semuanya melakukan simulasi PTM baik negeri dan swasta, sedangkan SD masih yang diizinkan satu atau dua di tiap kecamatan.

"Yang SMP ada 74 sekolah yang sudah simulasi, yang belum sekitar 16 sekolah. Kalau SD masih banyak, dari sekitar 200 sekolah baru 55 sekolah, untuk vaksin guru hampir 100 persen," tandasnya. 

Kontributor : Ari Welianto

Load More