Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Minggu, 30 Mei 2021 | 17:05 WIB
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka saat meninjau lokasi warga Jebres yang menjadi langganan banjir. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Puluhan tahun wilayah RW 02, 03 dan 04 Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres menjadi langganan banjir setiap hujan datang. Banjir terjadi karena drainase di wilayah tersebut tidak bisa menampung air dan meluap setiap hujan deras datang.  

Warga pun menantang Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut. Karena ada puluhan rumah yang kebanjiran ketika hujan deras turun dan membuat drainase meluap. 

"Wilayah di sini sering banjir saat hujan deras turun. Ada sekitar 20 an rumah yang kebanjiran," ujar sekretaris RW 03, Agung Raharjo, Minggu (30/5/2021). 

Menurutnya, kondisi seperti  ini sudah terjadi cukup lama. Karena drainasenya yang ada di sini tidak mampu menampung air, jadi saat hujan deras turun meluap dan menggenangi pemukiman warga.

Baca Juga: Erick Thohir Ketemu "Kembaran" di Jogja dan 4 Berita Top Suarajogja

"Saya tinggal di sini sudah 50 tahun dan banjir terus. Sekarang malah lebih cepat, setengah jam saja sudah setengah ban, mobil sudah tidak boleh lewat, motor nekat pasti berhenti kesini," papar dia. 

Lanjut dia, jika saluran di sini merupakan saluran yang dibangun sejak zaman Belanda. Waktu Pak Jokowi menjabat wali kota, cuma dilebarkan di bagian hulu saja tapi drainase di bawah rel kereta api terjadi penyempitan.

Saat mau melebarkan drainase yang ada di bawah rel kereta api tidak bisa. Karena berbenturan dengan peraturan, di mana lahan tersebut merupakan lahan milik PT KAI. 

"Harus koordinasi dengan PT KAI agar bisa dilebarkan. Semoga Mas Gibran bisa merealisasikan masalah ini, jadi biar tidak menjadi langganan banjir," sambung dia. 

Ketua RT 01, Rasmiati meminta wali kota untuk segera bertindak dengan membebaskan warga di sekitar rel kereta api dan palang pintu Jebres. "Banjir selalu menjadi ancaman warga ketika musim penghujan datang. Ini harus segera dicarikan solusi untuk penanganannya," imbuhnya. 

Baca Juga: Stadion Manahan Opsi Venue Piala AFC 2021, Gibran: Kita Siap!

Sementara itu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan sudah memahami persoalan yang membuat drainase meluap dan menggenangi permukiman. 

Memang drainase sudah pernah dilebarkan tapi saat di lahan milik PT KAI malah menyempit. "Kita sudah melihat probelemnya. Koordinasi dengan PT KAI kita lakukan, karena dengan volume air yang semakin membesar dikala hujan tapi mengecil di lahan KAI karena melewati rel," ungkap putra sulung Presiden Jokowi ini. 

Untuk pengerjaan drainasenya akan menyeluruh. Tidak parsial, misalnya digarap disini dulu nanti kelurahan sebelahnya banjir.

"Ini harus menyeluruh, kita garap paralel. Kalau parsial yang A digarap dulu nanti yang B banjirnya tambah gede," papar dia. 

Nanti ada beberapa pemukiman terkena dampak, jadi mau tidak mau harus dibongkar untuk pembesaran saluran. "Warga harus ikhlas agar banjir tidak terjadi lagi. Pengerjaan akan kita mulai 2022 hingga 2023," terang Gibran.

Terpisah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Solo, Endah Sitaresmi menambahkan jika selama ini Pemkot hanya membangun polder kecil untuk menampung aliran air yang mengalir di kawasan tersebut. 

Itu hanya meminimalkan potensi genangan, kan pelebaran drainase hanya selebar 50 centimeter (cm) dan sepanjang 60 meter itu belum bisa direalisasikan Pemkot.

"Polder itu hanya sekedarnya sebagai tempat menampung air. Satu-satunya jalan pelebaran drainase itu, tapi sekarang banyak drainase tentu sudah banyak sedimennya," tandas dia. 

Kontributor : Ari Welianto

Load More