Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Rabu, 07 April 2021 | 13:24 WIB
Petugas BPBD Sragen, PMI, dan warga mengevakuasi jenazah kakek-kakek di Sengon, Duyungan, Sidoharjo, Sragen, untuk dibawa ke RSUD Sragen, Selasa (6/4/2021) malam. [BPBD Sragen]

SuaraSurakarta.id - Warga Dukuh Sengon RT 020/RW 005, Desa Duyungan, Sidoharjo, Sragen, dikejutkan dengan seorang kakek ditemukan tewas di dalam rumah,  Selasa (6/4/2021) sekitar pukul 21.35 WIB.

Kakek malang yang belum diketahui identitasnya itu diketahu sempat meminta punggungnya dikerik warga setempat.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, Sugeng Priyono mengatakan, peristiwa itu bermula saat korban datang ke rumah warga di Sengon, Duyungan, yang bernama Sunarti untuk meminta tolong untuk dikerik pada pukul 19.30 WIB.

“Penyebab kejadian belum diketahui. Korban adalah seorang perantauan. Jenazah diidentifikasi Tim Inafis Polres Sragen dan puskesmas. Dari pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Korban kemudian dibawa ke RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen,” ujar Sugeng, dilansir Ayosemarang.com--jaringan Suara.com, Rabu (7/4/2021),

Baca Juga: Hilang 5 Hari, Begini Awal Mula Kejadian Remaja Tewas Ditemukan di Drainase

Jenazah dibawa ke Ruang Forensik RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen menggunakan ambulans Palang Merah Indonesia (PMI) Sragen.

Wakil Ketua I PMI Sragen, Soewarno, menyampaikan peran PMI hanya membantu dalam evakuasi korban setelah mendapatkan informasi dari call center PSC 119.

Dia mengatakan setelah tiba di lokasi para petugas berkoordinasi untuk evakuasi jenazah untuk dibawa ke Kamar Jenazah RSUD Sragen.

“Bagi warga yang mengetahui ciri-ciri identitas jenazah supaya bisa berkoordinasi dengan petugas kamar jenazah RSUD Sragen. Setelah selesai evakuasi, kami langsung menyeterilkan mobil ambulans dengan penyemprotan disinfektan,” ujarnya.

Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi melalui Kapolsek Sidoharjo AKP Agung Ari Purnowo mengatakan kasus di Duyungan itu merupakan kasus orang meninggal secara mendadak.

Baca Juga: Tim Futsalnya Kalah, 5 Pelajar SMA Habisi Nyawa Suporter Lawan Pakai Parang

Dia mengatakan korban hidup sebatang kara. Sebelum meninggal, ungkap dia, korban sempat meminta dikerik punggungnya oleh warga setempat.

“Orang setempat mengenal dia dengan nama Pak-e Lia. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan,” ujarnya.

Agung mengatakan identitas korban belum diketahui secara pasti. Dia menjelaskan dari tubuh korban tidak ditemukan kartu tanda penduduk (KTP).

Dari keterangan warga, ujar dia, asal daerah korban juga tidak diketahui karena semasa hidup tidak mau terbuka.

“Kami menyelidiki identitas korban itu,” katanya.

Load More