SuaraSurakarta.id - Dua pasangan tergolong masih remaja alias berstatus sebagai pelajar setingkat SMA yang sedang kumpul kebo terjaring di sebuah hotel di Klaten, Selasa (6/4/2021).
Mereka terjaring razia Satpol PP. Total ada 13 pasangan yang diamankan dan langsung digelandang ke kantor Satpol PP setempat.
Dilansir Solopos.com--jaringan Suara.com, razia yang dilakukan tim gabungan dengan dipimpin anggota Satpol PP Klaten kali ini bertujuan menciptakan iklim kondusivitas di Klaten menjelang Ramadan 2021.
Tim gabungan berjumlah 30 orang. Tim gabungan terdiri dari anggota Satpol PP Klaten, prajurit TNI, dan petugas Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dissos P3AKB) Klaten.
Baca Juga: Penangkapan Terduga Teroris di Klaten, Warga Ungkap Momen-momen Ini
Saat menyisir sejumlah hotel melati, tim gabungan dibagi menjadi dua. Tim pertama menyisir ke hotel melati arah Klaten-Prambanan. Sedangkan tim kedua mengarah ke Klaten-Delanggu. Belasan pasangan kumpul kebo itu tidak berkutik saat digerebek tim gabungan di Klaten.
"Mereka berada di hotel melati di Klaten. Satu pasang dijaring di wilayah barat (Klaten-Prambanan) dan satu pasang dijaring di wilayah timur (Klaten-Delanggu)," kata Pelaksana Tugas (PLt) Kepala Satpol PP Klaten, Rabiman, saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (6/4/2021).
Rabiman mengatakan belasan pasangan kumpul kebo yang terjaring tim gabungan langsung digelandang ke kantor Satpol PP Klaten. Selanjutnya, belasan pasangan kumpul kebo itu didata.
"Para pasangan itu akan dikenai sanksi wajib lapot minimal 20 kali ke depan. Dalam satu pekan sekitar dua kali wajib lapor. Mereka juga diminta tak mengulangi perbuatannya.
Saat kami tanya kenapa mereka berada di hotel melati, ada yang berlasan sedang istirahat dan ingin menunaikan salat. Kami pun tak mudah dikelabuhi dengan alasan seperti itu," katanya.
Baca Juga: Densus 88 Kembali Ringkus Dua Terduga Teroris di Klaten dan Yogyakarta
Rabiman mengatakan razia terhadap pasangan tak resmi akan dilakukan secara rutin ke depan. Hal itu ditujukan menciptakan iklim kondusivitas di Klaten menjelang Ramadan.
Berita Terkait
-
THR untuk Semua Warga Desa: Kisah Unik dari Klaten yang Bikin Penasaran!
-
6 Kuliner Khas Klaten yang Bikin Ketagihan, Mulai dari Sego Wiwit hingga Jenang Krasikan
-
Pacaran Kok Serumah? Generasi Muda vs Hukum Kumpul Kebo di Indonesia
-
3 Alasan Utama Kumpul Kebo, Mulai Marak di Indonesia!
-
Fakta Fenomena Kumpul Kebo di Indonesia, Paling Banyak di Wilayah Ini
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
Momen KGPAA Mangkunegara X Temui Warga di Tradisi Syawalan Pura Mangkunegaran
-
Panen Raya di Sukoharjo, Ahmad Luthfi: Jateng Kantongi 4,09 Juta Ton Padi
-
Wartawan Diancam dan Ditempeleng Ajudan Kapolri, Ketua PWI Solo: Ini Memalukan!
-
Guru Besar Teknik Industri UNS: Assistive Technology Layak Mendapat Perhatian Lebih