SuaraSurakarta.id - Selesai melakukan vaksinasi dengan 2.740 pegawai pelayanan publik seperti pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) hingga Wartawan, Senin (24/2/2021) kemarin, Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta bersiap melakukan vaksinasi kepada para pedagang di Pasar Klewer dan Pasar Gedhe.
Sayangnya, problem sedikir terjadi khusus di Pasar Klewer. Setidaknya lebih dari 100 pedagang menolak mengikuti vaksinasi dengan alasan takut disuntik.
Kepala Bidang Pasar Dinas Perdagangan Kota Surakarta Sugeng Budi Prasetyo membenarkan kabar tersebut.
Dirinya memaparkan, selain alasan takut disuntik, para pedagang juga termakan hoaks dari salah media sosial Youtube.
Baca Juga: Wagub DKI Belum Dengar Ada Keluhan dari Lansia usai Disuntik Vaksin Covid
"Mereka itu merasa takut karena isu-isu yang beredar melalui WA grup, Facebook, Youtube dan media-media sosial lain," ungkap Sugeng, Rabu (24/2/2021).
Sugeng menuturkan jika pihaknya terus mensosialisasikan kepada pedagang agar jangan sampai takut dengan informasi-informasi negatif yang beredar di media sosial.
Menurutnya, berkait dengan vaksin karena itu tidak bisa dipertanggungjawabkan.
"Pedagang jangan takut untuk divaksin karena informasi hoaks yang beredar," tuturnya.
Senada dengan Sugeng salah satu pedagang di Pasar Klewer Timur kain Budi menyayangkan keputusan rekan-rekannya yang menolak vaksin. Menurutnya vaksin adalah satu-satunya pilihan untuk tetap sehat.
Baca Juga: Di Tengah Permusuhan, Israel Berbagi Vaksin Covid-19 ke Warga Palestina
"Hanya orang kurang cerdas yang memilih untuk tidak ikut vaksinasi," tegas Budi.
Menurutnya penolakan dari pedagang terkait vaksinasi itu terkait dengan banyak hal, diantaranya takut disuntik atau ter-brainwash dengan hoaxs antara halal dan tidak halal.
"Dua hal itu yang meenurt saya paling berpengaruh sehingga membuat teman-teman menolak melakukan vaksinasi," pungkas Budi.
Kontributor: R Augustino
Berita Terkait
-
Siapa Pendiri Sritex? Dulu Berjaya Produksi Baju Tentara Jerman, Kini Harus Diselamatkan Prabowo
-
Seorang Dokter di Inggris Coba Bunuh Pasangan Ibunya dengan Vaksin COVID-19 Palsu!
-
Pesta Seks Selama Pandemi dan Kebohongan Vaksin Covid-19, Dokter di New York Terancam Penjara!
-
Kemenkes Bantah Adanya Detoksifikasi Vaksin Covid-19, Definisinya Beda Jauh
-
Pakar Minta Ada Kajian Lebih Dalam Terkait Efek Vaksin Covid-19 AstraZeneca
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
Terkini
-
Aliansi Mahasiswa Desak Pilkada Solo Berlangsung Damai: Jangan Obok-obok Kota Kami!
-
BPBD Klaten Minta Masyarakat Waspada Usai Terjangan Angin Kencang
-
Respati-Astrid dan Kisah Filosofi Jawa 27 November: 'Nomer 2 untuk Pitulungan'
-
Cerita Bahlil Lahadalia Kesengsem dengan Kuliner Soto Fatimah: Rasa Khasnya Paten
-
Kampanye di Sragen, Bahlil Lahadalia Sebut Ahmad Luthfi Punya Jaringan Pusat