Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 19 Januari 2021 | 12:43 WIB
Hujan abu terjadi di wilayah Musik, Kabupaten Boyolali, Selasa (19/1/2021). (Solopos.com/Bayu Jatmiko Adi)

SuaraSurakarta.id - Guguran abu yang berasal dari erupsi Gunung Merapi pada Selasa (19/1/2021) dini hari dirasakan sejumlah warga di Kabupaten Boyolali.

Tak hanya itu, sejumlah masyarakat juga merasakan dampak abu yang berterbangan seperti iritasi mata.

Salah satu warga, Nurul Arifah (18) yang tinggal di Desa Ringinlarik, Kecamatan Musuk mengatakan hujan abu terjadi sekitar pukul 03.00 WIB dan berlangsung sampai pukul 06.00 WIB atau selama selama tiga jam.

Dia mengatakan rumahnya hanya berjarak sekitar 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi sehingga abu yang turun di wilayahnya cukup tebal.

Baca Juga: Peta Bahaya Merapi Berubah, Desa di Kabupaten Magelang Belum Aman

"Ya agak mengganggu aktivitas karena kalau kena mata kan pedih. Apalagi saat pagi kan aktivitas warga juga banyak," kata sepeti dilansir ANTARA.

Warga lain Dicky Ferdiansyah (18) mengatakan akibat abu yang cukup tebal, terpaksa sejumlah warga harus membeli rumput untuk pakan ternak mereka.

"Kan rumputnya kena abu semua, jadi ini harus beli dulu. Kasihan ternaknya kalau tetap dikasih rumput yang terkena abu," kata warga Desa Sruni Kecamatan Musuk Boyolali tersebut.

Sementara itu, salah satu relawan Merapi asal Klaten Jack Donald mengatakan hujan abu juga terjadi di Desa Sidorejo Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten terjadi sebanyak dua kali, yaitu sekitar pukul 03.00 WIB dan 07.00 WIB.

"Yang agak deras saat pukul 03.00 pagi tadi, kalau yang pukul 07.00 tadi tipis saja," katanya.

Baca Juga: Peta Bahaya Merapi Berubah, Desa di Sekitar Kabupaten Magelang Belum Aman

Ia mengatakan sejauh ini warga tidak terganggu dengan adanya hujan abu. Menurut dia, situasi masih aman dan terkendali.

"Warga sudah terbiasa, ya boleh terbiasa tetapi tidak boleh terlena," katanya.

Load More