SuaraSurakarta.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2020 tumbuh minus hingga 2,2 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini berkisar minus 1,7 persen sampai dengan minus 2,2 persen," kata Sri Mulyani, hari ini.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia menyebut pandemi virus corona telah meluluhlantahkan seluruh sendi perekonomian nasional.
"Ini sebabkan eksekusi akhir tahun yang tidak menyerap keseluruhan," katanya.
Total pendapatan negara sepanjang 2020 sebesarRp 1.633,6 triliun. Angka ini setara 96,1 persen dari target peraturan presiden.
Sementara penerimaan pajak tercatat Rp1.070 triliun atau 89,3 persen dari target, sedangkan penerimaan kepabeanan dan cukai adalah Rp212,8 triliun, 3,5 persen di atas target.
Kemudian Penerimaan Negara Bukan Pajak tercatat mencapai Rp338,5 triliun, angka ini setara 115,1 persen dari target.
Dari sisi belanja, total belanja negara adalah Rp2.589,9 triliun, atau 94,6 persen dari target perpres. Belanja pemerintah pusat tercatat Rp1.827,4 triliun atau 92,5 persen dari target.
Sementara realisasi transfer ke daerah dan dana desa adalah Rp762,5 triliun atau 99,8 persen dari target.
Baca Juga: Defisit APBN Tahun 2020 Capai Rp956,3 Triliun
Setoran Pajak Seret
Kementerian Keuangan mencatat setoran pajak sepanjang tahun 2020 seret. Uang yang masuk ke kas negara terkontraksi sebesar 19 persen.
"Penerimaan pajak 2020 adalah yang paling terpukul oleh dampak pandemi Covid-19 yang mempengaruhi penurunan ekonomi," kata Sri Mulyani.
Realisasi penerimaan pajak hanya mencapai Rp1.070 triliun atau 89,3 persen dari target APBN 2020 yang sudah diubah melalui Perpres Nomor 72 Tahun 2020 senilai Rp1.198 triliun. Realisasi pajak mengalami kontraksi 19,7 persen dibandingkan tahun lalu.
Pos penerimaan yang ambles paling dalam adalah Pajak Penghasilan Migas. Realisasi PPh Migas sepanjang 2020 adalah Rp33,2 triliun. Meski 4,1 persen di atas target perpres, tetapi 43,9 persen di bawah pencapaian 2019.
Harga minyak yang anjlok akibat pandemi menjadi pemicu pos penerimaan ini tidak begitu maksimal dalam mengumpulkan pundi-pundi pajak.
Berita Terkait
-
Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen, Menko Airlangga: Jauh Lebih Baik!
-
Ramalan Menkeu Purbaya Jitu, Ekonomi Kuartal III 2025 Melambat Hanya 5,04 Persen
-
Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi Butuh Ekosistem Bisnis yang Kolaboratif dan Berorientasi Inovasi
-
Ditanya Angka Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2025, Menko Airlangga: Tunggu Besok!
-
Menkeu Purbaya Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV Tembus 5,5 Persen
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Momen Haru Ribuan Warga Solo Iringi dan Melepas Jenazah PB XIII
-
Jenazah PB XIII Diberangkatkan, Ini Momen Keluarga Gelar Tradisi Brobosan
-
KGPAA Tedjowulan Jadi Raja Sementara Keraton Solo hingga Penerus PB XIII Dinobatkan
-
Kapolri Gelar Pertemuan Tertutup dengan Keluarga Keraton Solo, Bahas Pengamanan Prosesi Pemakaman?
-
KGPAA Purbaya Diklaim Sebagai Raja Baru Keraton Solo, Ini Penjelasan Adik PB XIII