- Meninggal di Jakarta pada 12 September 1958 dan di makamkan di Kota Solo tepatnya di Hastono Josoroto Kelurahan Purwosari, Kecamatan Laweyan.
- Juru Kunci Makam Hastono Josoroto, Siti Daliyah (69) mengatakan makam DR Soepomo berdampingan dengan istrinya.
- Soepomo bahkan dimakamkan satu lokasi dengan kerabat dan keluarga Keraton Kasunanan Surakarta termasuk sang istri BRAy Kooshartati Supomo Ario Mataram.
SuaraSurakarta.id - Sejumlah pahlawan nasional berasal dari Kota Solo, salah satunya itu adalah Dr Soepomo.
Soepomo dikenal sebagai perumus Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 bersama Muhammad Yamin dan Soekarno.
Dia juga sebagai perumus dasar negara Pancasila.
Soepomo lahir di Sukoharjo 22 Juni 1903. Meninggal di Jakarta pada 12 September 1958 dan di makamkan di Kota Solo tepatnya di Hastono Josoroto Kelurahan Purwosari, Kecamatan Laweyan.
Baca Juga:Festival Gamelan dan Sinden di Solo, Gaungkan Semangat Pelestarian Budaya Generasi Muda
Pada 14 Mei 1965, Soepomo diberi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Soekarno. Soepomo pun punya gelar dari Keraton Kasunanan Surakarta, yakni KP Ario Soepomo.
Gelar tersebut diberikan oleh PB XIII pada 29 Agustus 2005. Karena beliau menikah dengan BRAy Kooshartati Supomo Ario Mataram, yang merupakan putri GKR Alit, Putri Sinuhun Pakubuwono (PB) X.
Soepomo bahkan dimakamkan satu lokasi dengan kerabat dan keluarga Keraton Kasunanan Surakarta termasuk sang istri BRAy Kooshartati Supomo Ario Mataram.
Juru Kunci Makam Hastono Josoroto, Siti Daliyah (69) mengatakan makam DR Soepomo berdampingan dengan istrinya.
Istri Soepomo itu putri Kanjeng Ratu Alit, itu putri PB X.
Baca Juga:Keraton Solo Dijaga TNI dan Polri, Potensi Gejolak Pengukuhan Penerus PB XIII?
"Aslinya itu Sukoharjo terus dimakamkan di sini bareng istrinya," ujarnya saat ditemui, Senin (10/11/2025).
Menurutnya yang dimakamkan di sini keluarga keraton, bahkan satu kandung putra Ratu Alit semua.
"Semua keluarga keraton yang dimakamkan di sini," kata dia.
Dikatakannya makam Soepomo sering dikunjungi baik mahasiswa, pelayar maupun masyarakat dari berbagai daerah.
Keluarga rajin dan sering mengunjungi, sekarang cucu-cucunya. Karena putra Supomo tinggal satu dan sudah tua.
"Cucu-cucu yang merawat, sering ke sini. Kebanyakan yang datang ke sini itu anak-anak sekolah dan mahasiswa. Pas hari pahlawan jarang yang datang ke sini," terangnya.