Heboh Grup 'Gay Surakarta dan Sekitarnya', KPA Solo: Rentan Tertular AIDS

KPA menyebut kalau komunitas suka sejenis itu sangat rentan dengan penyebaran AIDS.

Ronald Seger Prabowo
Selasa, 23 September 2025 | 16:48 WIB
Heboh Grup 'Gay Surakarta dan Sekitarnya', KPA Solo: Rentan Tertular AIDS
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Solo ikut menanggapi adanya grup publik sejenis "Gay Surakarta dan Sekitarnya" di media sosial (medsos) Facebook (FB). [Tangkapan Layar]
Baca 10 detik
  • KPA Solo menyoroti keberadaan grup "Gay Surakarta" di Facebook.
  • Komunitas sejenis dinilai rentan terhadap penyebaran AIDS.
  • KPA mengingatkan pentingnya edukasi dan pencegahan HIV/AIDS.

SuaraSurakarta.id - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Solo ikut menanggapi adanya grup publik sejenis "Gay Surakarta dan Sekitarnya" di media sosial (medsos) Facebook (FB).

KPA menyebut kalau komunitas suka sejenis itu sangat rentan dengan penyebaran AIDS.

Pengelola Program KPA Solo, Tommy Pranoto mengatakan ada lima komunitas populasi kunci yang rentan tertular dan menularkan. 

Kelima komunitas tersebut, ada Lelaki Seks dengan Lelaki (SLS), Perempuan Pekerja Seks (PSP), waria, pemakai narkoba suntik, hingga pelanggannya. 

Baca Juga:Granat Ditemukan Ditumpukan Rongsok, Akan Dicek di Mako Brimob Boyolali

"Ini ada sebenarnya, cuma kalau komunitas tersebut sulit untuk kita komunikasikan," ujarnya saat ditemui, Senin (22/9/2025).

Tommy mengatakan selama ini menjangkau atau mendampingi populasi mitra kunci itu bekerjasama dengan LSM. Itu menjangkau dan menggiring dengan tes kemudian setelah diketahui positif lalu ada LSM yang mendampingi mereka yang positif.

"Mereka didampingi untuk ikut terapi. Itu ada yang mendampingi memang, jadi diajak untuk tes," kata dia.

Tommy mengaku selama ini ikut memantau adanya komunitas atau grub tersebut. Itu LSM yang mendampingi juga ada, cuma itu agak sulit diketahui.

"Artinya secara fisik tidak bisa diketahui. Misalnya, waria itu kan mereka ini genah waria. Kalau itu memang sulit diketahui, sulit diketahuinya karena mereka itu masih berbaur dengan masyarakat dan komunitas mereka itu sulit dimasuki orang-orang yang tidak komunitasnya," paparnya.

Baca Juga:Warga Mojosongo Temukan Granat saat Pilah Tumpukan Rongsok

Tommy mengakui hanya menganalisa terkait temuan kasus yang ada saat ini. Itukan banyak ditemukan anak-anak yang masih remaja usia 15-19 tahun, itu kan sudah mulai diketahui terdiagnosis HIV.

"Nah, sehingga KPA Solo melangkah untuk bagaimana remaja ini bisa tersosialisasi pengetahuan HIV dengan benar. Kami sejak 2023 sudah mulai mensosialisasikan melalui MPLS," terang dia.

"Penularannya itu karena mereka menyimpang sex, yang itu jarang kita temui. Mereka sesama jenis lah, kalau sesama jenis satu terinfeksi lalu berhubungan maka bisa menular. Karena penularan HIV itu melalui cairan darah, cairan sperma dan juga air susu," lanjutnya. 

Mengenai grup-grup komunikasi yang ada di media sosial, KPA Solo sudah menyasar sektor komunikasi digital untuk bisa menjaring komunitas terkait. Ini kemudian akan ditindaklanjuti dengan penanganan komperhensif mulai dari tes, pengobatan, atau pencegahan.

"Untuk komunitas SLS yang sudah lama bisa kami dekati untuk ikut tes, kalau tertular ya harus segera terapi kalau tidak tertular kita upayakan pencegahan. Ini sudah dilakukan tapi memang belum semua," tandas dia.

"Untuk komunitas terkait, kami harap ikut menyebarkan informasi positif, jangan malah menambah komunitas sesama jenis. Kami harap ini bisa merubah perilaku kawan-kawan,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini