Mahasiswi UNS Terjun dari Jembatan Jurug Ditemukan, Begini Kondisinya

Informasi yang diterima, korban ditemukan sekitar pukul 12.00 WIB di utara jembatan ring road Mojosongo dengan jarak 3,3 km dari titik datum di Jembatan Jurug.

Ronald Seger Prabowo
Rabu, 02 Juli 2025 | 15:19 WIB
Mahasiswi UNS Terjun dari Jembatan Jurug Ditemukan, Begini Kondisinya
Evakuasi mahasiswa UNS yang lompat dari Jembatan Jurug ke Sungai Bengawan Solo. [Dok Relawan]

SuaraSurakarta.id - Mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS), Devita Sari Anugraeni (22) yang lompat dari Jembatan Jurug ke Sungai Bengawan Solo akhirnya ditemukan, Rabu (2/7/2025).

Informasi yang diterima, korban ditemukan sekitar pukul 12.00 WIB di utara jembatan ring road Mojosongo dengan jarak 3,3 km dari titik datum di Jembatan Jurug

Korban dievakuasi petugas sekitar pukul 12.05 WIB dan pukul 12.25 WIB korban berhasil diangkat. Selanjutnya korban langsung dibawa ke RSUD Dr Moewardi Solo.

"Untuk penemuan tadi subyek alhamdulillah berhasil ditemukan oleh Tim SAR Gabungan sekitar pukul 12.00 WIB. Terus subyek mulai dievakuasi itu pukul 12.05 WIB, selanjutnya berhasil dievakuasi dan diangkat pukul 12.25 WIB. Selanjutnya subyek dibawa ke RSUD Dr Moewardi," terang Humas Posko SAR Gabungan pencarian korban, Yohan Tri Anggoro saat ditemui, Rabu (2/7/2025).

Baca Juga:Strategi Baru Berantas Korupsi: Guru Besar UNS Pujiyono Dorong Pemiskinan Harta Koruptor

Yohan mengatakan untuk lokasi penemuan subyek itu di utara Jembatan Ring Road yang berjarak 3,3 km dari titik datum. Subyek ditemukan sudah meninggal dunia.

"Lokasi penemuan itu di utara Jembatan Ring Road. Untuk penanganan selanjutnya diserahkan pihak rumah sakit, karena tim SAR gabungan hanya pencarian saja," ungkap dia.

Selama dua hari pencarian petugas mengalami sejumlah kendala di lokasi.

Dari tim selam menyebutkan ada arus deras dibawah terus kontur air yang sangat jarak pandangnya terbatas atau feasibility hampir nol zero. 

"Airnya itu sangat keruh. Terus medannya itu berlumpur jadi untuk penyelaman agak terganggu di situ. Ketinggian air itu antara 3-5 meter menurut dari tim selam," jelasnya.

Baca Juga:Tanggapi Viral Meme Mahasiswi ITB, Jokowi: Keblabasan, Kebangetan!

Untuk pencarian hari kedua dimulai pukul 07.00 WIB dengan apel personil.

Selanjutnya pukul 08.15 WIB pemberangkatan SRU 1 LCR dan SRU 2 LCR dengan melakukan penyisiran sampai Pos Ngelo. 


Pada Pukul 08.51 WIB, pemberangkatan SRU pantauan darat Ngelo.

Pukul 11.23 WIB, LCR BPBD Temanggung melakukan penyisiran dari titik datum menuju pos Ngelo. LCR SRU 1 dan 2 sampai di pos Ngelo dan pukul 11.37 ditarik menuju posko induk dengan hasil nihil tanda.

Selanjutnya  Personel BPBD Temanggung beserta LCRnya telah melakukan penyisiran sampai pos ring road. Pada Pukul 12.00 dugaan tanda tanda survivor mulai terlihat di koordinat 7°32'36"S 110°52'25"E yang berjarak 3,3 km dari titik datum.

Percobaan Bunuh Diri

Percobaan bunuh diri adalah situasi ketika seseorang melakukan sesuatu untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Situasi ini dapat dipicu oleh kondisi perasaan dan kejiwaan seseorang, atau masalah dalam kehidupan.

Berdasarkan data WHO, lebih dari 700.000 orang meninggal akibat bunuh diri setiap tahunnya. Data tersebut belum termasuk angka penderita yang gagal saat mencoba bunuh diri.

Pada tahun 2019, bunuh diri menjadi penyebab kematian keempat terbanyak pada kelompok usia 15–29 tahun.

Seseorang yang akan melakukan percobaan bunuh diri biasanya menunjukkan tanda-tanda tertentu, misalnya membuat surat wasiat.

Kondisi ini dapat dicegah, antara lain dengan melibatkan peran keluarga dan kerabat dekat.

Penyebab Percobaan Bunuh Diri

Keinginan untuk mencoba bunuh diri biasanya timbul saat sedang menghadapi situasi yang sulit diatasi.

Situasi tersebut sampai membuat orang yang mengalaminya kehilangan harapan dan menganggap bahwa bunuh diri merupakan satu-satunya cara untuk keluar dari situasi tersebut.

Penanganan Percobaan Bunuh Diri

Percobaan bunuh diri dapat ditangani sesuai dengan kondisi masing-masing pasien dan penyebab yang mendasarinya.

Pada kondisi darurat, misalnya bila telah terjadi cedera, pasien akan dibawa ke IGD untuk mendapat penanganan.

Tergantung pada kondisi mental pasien, penggunaan obat mungkin diperlukan untuk meringankan gejala.

Dokter juga dapat meminta pasien untuk dirawat di rumah sakit selama proses pengobatan.

Perawatan di rumah sakit dapat mencegah pasien untuk mengulangi tindakan bunuh diri.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini