Mahasiswi UNS dengan IPK 3,8 Lompat dari Jembatan Jurug, Punya Masalah Kejiwaan?

UNS juga melakukan klarifikasi kepada pihak terkait di lingkungan kampus, termasuk dengan dosen yang disebut dalam pesan yang ditinggalkan korban.

Ronald Seger Prabowo
Rabu, 02 Juli 2025 | 08:50 WIB
Mahasiswi UNS dengan IPK 3,8 Lompat dari Jembatan Jurug, Punya Masalah Kejiwaan?
Pesan yang seorang mahasiswa usai lompat dari Jembatan Jurug. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo angkat bicara terkait seorang mahasiswi yang diduga melakukan bunuh diri dengan lompat dari Jembatan Jurug sisi selatan, Selasa (1/7/2025) kemarin.

Pihak UNS menyebut bahwa korban bernama Devita Sari Anugraeni memang benar mahasiswa Program Studi D4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Sekolah Vokasi UNS angkatan 2021 semester 8.

UNS juga melakukan klarifikasi kepada pihak terkait di lingkungan kampus, termasuk dengan dosen yang disebut dalam pesan yang ditinggalkan korban.

"Benar, kalau pelaku percobaan bunuh diri adalah mahasiswi UNS bernama Devita Sari Anugraeni. Dari Program Studi D4 K3 Sekolah Vokasi UNS angkatan 2021," terang Sekretaris UNS Agus Riwanto dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (2/7/2025).

Baca Juga:Tanggapi Viral Meme Mahasiswi ITB, Jokowi: Keblabasan, Kebangetan!

Agus mengatakan dari klarifikasi kepada pihak terkait di lingkungan UNS didapatkan informasi kalau mahasiswi yang bersangkutan menjadi klien Subdirektorat Layanan Konseling Mahasiswa UNS sejak Januari 2025. 

Bahkan sudah direkomendasikan untuk ke psikiater, dan terus mendapatkan pendampingan sampai dengan sebelum peristiwa dugaan percobaan bunuh diri terjadi.

"Yang bersangkutan memberikan informasi kepada Subdirektorat Layanan Konseling Mahasiswa dan Kepala Program Studi D4 K3 mempunyai masalah kejiwaan. Bahkan ada riwayat percobaan bunuh diri sejak tahun 2023 sampai 2025 dengan berbagai cara, seperti overdosis obat dan peralatan tajam, dan pernah menjadi pasien Rumah Sakit Jiwa," ungkap dia.

Soal yang bersangkutan menyebut nama dosen yakni Sumardiyono dalam pesan yang ditulis korban dan menceritakan mengenai masalah yang menyebabkan dugaan bunuh diri.

Agus menyebut kalau Sumardiyono merupakan Dosen Pembimbing Akademik, Dosen Pembimbing Pertama Skripsi, dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Sekolah Vokasi UNS.

Baca Juga:Ditunjuk Jadi Mediator Kasus Gugatan Ijazah Palsu Jokowi, Ini Komentar Guru Besar UNS

"Pak Sumardiyono dan Kaprodi D4 K3 mengetahui kondisi kejiwaan mahasiswi tersebut dan telah memberikan rekomendasi kemudahan dalam proses penyusunan skripsi. Bahkan pernah menyampaikan surat resmi kepada pihak keluarga agar yang bersangkutan istirahat selama 3 bulan, namun yang bersangkutan  memberikan respon penolakan dengan alasan tidak ingin dikasihani," jelasnya.

Menurutnya Sumardiyono bahkan  mendapatkan informasi kembali berupa pengakuan dari mahasiswi tersebut keinginan untuk melakukan percobaan bunuh diri. Ini terjadi saat meminta tandatangan pengesahan Skripsi pasca ujian skripsi. 

"Pak Sumardiyono lalu menguatkan mahasiswi tersebut bahwa apa yang sudah dicapai hingga saat ini adalah sebuah prestasi yang membanggakan. Bahkan mahasiswi yang bersangkutan berjanji untuk berusaha membahagiakan keluarga, pembimbing, dan institusi UNS dengan melanjutkan hidup dan menghindari keinginan bunuh diri," papar dia.

Mahasiswi yang bersangkutan, lanjut dia, telah menyelesaikan ujian skripsi dan menyelesaikan proses revisi. Jadi saat ini hanya tinggal mengurus administrasi wisuda saja. 

"Yang bersangkutan memiliki IPK 3.8 dan merupakan mahasiswa penerima beasiswa (Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP K)," sambungnya.

Agus menambahkan dugaan percobaan bunuh diri mahasiswi UNS tersebut tidak terkait dengan proses belajar mengajar di Program Studi D4 K3 Sekolah Vokasi UNS. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak