"Mengena banget di diri anak muda. Dengan konsep seperti ini bikin tertarik sih. Dengan disisipkan lagu-lagu nasionalisme, tentu akan meningkatkan semangat untuk mempertahankan bangsa Indonesia. Apalagi di tengah kondisi bangsa yang saat ini tengah tidak baik-baik saja." ungkapnya.
Pendapat serupa datang dari pengunjung lainnya, Divara (20). Ia mengaku, sangat tertarik dan setuju dengan ide kreatif menyisipkan lagu nasionalisme dalam acara musik.
"Ini cara yang keren buat meningkatkan nilai nasionalisme," ujarnya singkat namun penuh makna.
Lebih dari sekadar hiburan, Solo is Solo menjadi wadah efektif untuk menyampaikan pesan-pesan kebangsaan.
Baca Juga:Perusahaan di Solo Diduga Tahan Ijazah Karyawan, Respati Ardi: Bakal Saya Tak Ambil
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS), Dr. Mulyanto Abdullah Khoir M.Ag mengajak seluruh masyarakat Solo Raya menjaga kondusifitas dan keamanan, serta menjauhi ideologi selain Pancasila yang dinilai masih berpotensi muncul.
"Pentingnya menggandeng anak-anam muda untuk mempertahankan ideologi Pancasila sebagai fondasi negara," ujar dia.
Sementara, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Surakarta, KH Abdul Aziz Ahmad dengan tegas menyatakan penolakannya terhadap segala kegiatan yang mengarah pada ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Menurutnya, MUI Pusat telah mengeluarkan fatwa yang menegaskan bahwa Pancasila dan UUD 1945 adalah final dan merupakan arah bangsa Indonesia yang telah disepakati oleh para pendahulu.
"Jadi, MUI Surakarta dengan tegas bahwa kami mengutuk segala bentuk yang ingin menggerus kewibawaan Bangsa Indonesia. NKRI Harga Mati!" katanya.
Baca Juga:Juru Parkir Liar di Masjid Raya Sheikh Zayed, Dua Remaja Diamankan Tim Resmob
Pengertian Kesadaran Berbangsa dan Bernegara