Zaenal menyebut bahwa kasus yang menimpa dirinya itu sangat janggal sekali. Karena bisa naik menjadi sidik bahwa mentersangkakan.
"Karena apa, satu Asri sebagai pelapor tidak memiliki legal standing sama sekali. Yang kedua dalam laporannya Asri itu membuat laporan seolah-olah terjadi peristiwa hukum di tanggal 12 Desember 2019 di tempatnya Asri. Pada kenyataannya ketika saya diklarifikasi diundang oleh penyidik, itu ternyata obyek yang dijadikan laporan adalah dokumen yang terbit di 2009, dokumen itu surat transfer dan transkrip yang notabene dianggap palsu," papar dia.
Sementara itu Muhammad Taufiq mengatakan bahwa kasus yang menimpa salah satu kuasa hukumnya itu tidak ada kaitannya dengan masalah gugatan ijazah ini.
"Tidak ada kaitannya dengan ijazah," ujar dia.
Baca Juga:Yakin Menang Gugatan Ijazah Jokowi, Ketua KPU Solo: Kalau Bermasalah, Seharusnya dari Dulu
Taufiq menegaskan kasus yang kuasa hukumnya itu bukan perkara besar. Kasusnya pun tidak masalah pada kasus gugatan ijazah palsu milik Jokowi.
"Saya secara profesional karena perkaranya Zaenal Mustofa, saya anggap bukan perkara besar dan tidak menjadi trouble bagi kami. Karena TIPU UGM ini ada 10 lawyer," papar dia.
Seperti diketahui Zaenal Mustofa ditetapkan sebagai tersangka kasus tindak pidana pemalsuan dokumen oleh Satreskrim Polres Sukoharjo.
Zaenal ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap menggunakan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) dan transkip nilai mata kuliah milik Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) UMS, Anton Wijanarko untuk melanjutkan kuliah di FH Universitas Surakarta (UNSA).
Asri Purwanti selaku pelapor menjelaskan, Zaenal Mustofa ditetapkan sebagai tersangka karena menggunakan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) dan transkrip nilai mata kuliah milik mahasiswa Fakultas Hukum (FH) UMS, Anton Wijanarko untuk melanjutkan kuliah di FH Universitas Surakarta (Unsa).
Baca Juga:Absen Sidang Perdana Gugatan Ijazah, Jokowi Terbang ke Vatikan?
"Setelah bertemu dengan penyidik, kami diberitahu bahwa Zaenal Mustofa telah dinyatakan sebagai tersangka dalam perkara dugaan menggunakan dokumen orang lain untuk transfer atau melanjutkan kuliah di FH Unsa," kata dia saat ditemui awak media di Solo, Selasa (22/4/2025).