SuaraSurakarta.id - Belum lama selesai direvitalisasi oleh Pemerintah Pusat, Alun-alun Selatan atau kidul Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo dipakai untuk pasar malam.
Pantauan di lapangan, wahana permainan sudah berdiri, seperti bianglala, komidi putar, kora-kora, kereta mini, ombak banyu hingga tong setan sudah mulai berdiri.
Tenda-tenda untuk stand kuliner juga sudah berdiri. Aktivitas pekerja tampak terlihat untuk mendirikan wahana permainan.
Rencananya pasar malam tersebut akan digelar mulai 19 April hingg 18 Mei 2025 mendatang. Namun rencana penyelenggaraan pasar tersebut membuat kaget banyak pihak dan viral di sosial media.
Baca Juga:Lembaga Dewan Adat Keraton Solo Minta Seluruh Pihak Hormati Putusan MA Soal Bebadan
Banyak yang mempertanyakan digelarnya pasar malam di Alkid yang belum lama selesai direvitalisasi. Bahkan informasinya belum ada izin dari Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.

"Kami di internal belum ada pembahasan yang tuntas masalah itu. Karena pengelola ini dulu diberikan surat tugas pengelolaan dari lembaga. Tapi kemudian kegiatan ini belum ada komunikasi di dalam kelembagaan," terang Ketua Eksekutif Lembaga Hukum Keraton Surakarta, KPH Eddy Wirabhumi, Kamis (17/4/2025).
Eddy mengaku kaget saat ada tanda-tanda soal rencana penyelenggaraan pasar malam. Bahkan sudah terpasang baliho terkait acara pasar malam tersebut.
"Saya kaget sudah mulai ada tanda-tanda akan dimulainya kegiatan pasar malam. Bahkan sudah ada baliho mau dibuka 19 April," katanya.
Eddy juga terkejut ternyata acara pasar malam itu belum ada ijin dari pemkot. Itu jelas sangat disayangkan dan semestinya ada proses evaluasi.
Baca Juga:Keajaiban Malam Selikuran Keraton Kasunanan Surakarta: Jejak Sejarah dan Makna Mendalam
"Mestinya ada proses evaluasi. Kami sudah bersurat ke kementerian PUPR, ini sudah selesai apa belum? Kalau sudah selesai kok serah terimanya belum tuntas. Kalau belum selesai kok sudah untuk kegiatan," ungkap dia.
"Kami lihat kalau hujan jadi kolam ikan untuk Alun-Alun Selatan lebih parah, Alun-Alun utara juga lumayan parah," sambungnya.
Menurutnya pertanggung jawaban pada masyarakat dan pemerintah kaitan revitalisasi dari APBN tentu tidak bisa diperlakukan sembarangan
"Kami secara resmi masih bersurat kepada PUPR. Kaitan sama kekurangan-kekurangan penanganan ketika revitalisasi sehingga belum tuntas," ujar dia.
Eddy menambahkan saat ini sedang dalam proses persiapan komunikasi dengan pemkot untuk membicarakan revitalisasi tersebut.
Karena sekarang yang memimpin revitalisasi tidak lagi kementerian PUPR tapi kementerian kebudayaan karena living heritage.
- 1
- 2