Boyolali Dilanda Banjir, Sejumlah Desa di Tiga Kecamatan Terendam

Sempat ada dua orang yang terjebak di tengah banjir luapan, namun sudah berhasil dievakuasi relawan dan warga setempat.

Ronald Seger Prabowo
Minggu, 09 Maret 2025 | 21:23 WIB
Boyolali Dilanda Banjir, Sejumlah Desa di Tiga Kecamatan Terendam
Banjir di Desa Keyongan Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (8/3/2025). [ANTARA/HO-Dokumentasi warga]

SuaraSurakarta.id - Sejumlah desa di tiga kecamatan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, terendam banjir akibat curah hujan tinggi yang terjadi sejak Sabtu (8/3/2025) sore.

Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali Suratno di Boyolali, mengatakan hujan deras dengan intensitas tinggi terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Boyolali.

"Terinformasikan di Pusdalop (Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana), tim penanggulangan BPBD Boyolali untuk Kecamatan Sambi, terjadi banjir luapan di Desa Senting, Desa Jagoan," kata Suratno melansir ANTARA, Minggu (9/3/2025).

Sedangkan di Kecamatan Simo, banjir terjadi di Desa Pelem dan Kecamatan Nogosari di Desa Keyongan, Desa Guli, dan Desa Ketitan.

Baca Juga:Longsor Melanda Desa Temboro Wonogiri, Satu Rumah Rusak Berat

"Di Desa Ketitan banjir luapan lumayan tinggi, sampai di bawah atap rumah warga," jelas dia.

Ia mengatakan sempat ada dua orang yang terjebak di tengah banjir luapan, namun sudah berhasil dievakuasi relawan dan warga setempat.

"Saat ini tim reaksi cepat BPBD saya bagi dalam beberapa kelompok, ada yang di Sambi, prioritas tim yang pertama kami kirim ke Nogosari dan saya sedang perjalanan ke beberapa titik," paparnya.

Sementara itu, dikatakannya, hingga saat ini pukul 22.30 WIB banjir mulai surut di beberapa titik.

"Di Jagoan mulai surut, di beberapa desa lain belum ada update informasi dari tim di lapangan," katanya.

Baca Juga:SPPG di Boyolali Tetap Distribusikan Makan Bergizi Gratis Saat Ramadhan

Bencana banjir membuat Bupati Boyolali, Agus Irawan terjun langsung memantau di Desa Ketitang, Kecamatan Nogosari. Banjir luapan sungai di Desa Ketitang lumayan tinggi yaitu hingga mencapai bawah atap rumah warga.

Dalam peninjauan tersebut, Agus turut mengecek ketinggian air hingga bertemu warga yang terdampak banjir. Agus meminta pemerintah desa (pemdes) untuk terus memonitor perkembangan dari dampak banjir.

"Alhamdulillah, beberapa tempat sudah cepat surut tapi tetap harus dimonitor, terutama teman-teman yang ada di bantaran sungai. Ada warga yang melaporkan melihat ular muncul selama banjir," kata Bupati Agus.

Foto hasil tangkapan layar terjadinya banjir akibat tanggul Sungai Tuntang jebol untuk keempat kalinya selama 2025, Minggu (9/3/2025). [ANTARA/HO-BPBD Grobogan]
Foto hasil tangkapan layar terjadinya banjir akibat tanggul Sungai Tuntang jebol untuk keempat kalinya selama 2025, Minggu (9/3/2025). [ANTARA/HO-BPBD Grobogan]

Selain Boyolali, Kabupaten Grobogan, juga kembali dilanda banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Tuntang di Desa Baturagung, Kabupaten Grobogan, sehingga mengakibatkan sejumlah rumah terdampak.

"Kami mencatat ada tiga desa yang terdampak, mulai Desa Baturagung, Tambakan, dan Ringinkidul," kata Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan Masrikan.

Ia mengungkapkan luapan air Sungai Tuntang tersebut juga menggenangi pemukiman warga, namun data sementara yang mengungsi dari Desa Baturagung.

Sebelum tanggul jebol pada Minggu (9/3) pukul 06.00 WIB, kata dia, warga Desa Baturagung terlebih dahulu mengungsi, karena sebelumnya juga jebol, sehingga ketika mengetahui air sungai sampai di bibir tanggul warga mengungsi.

Hanya saja, kata dia, pihaknya belum mengetahui jumlah pastinya karena banyak yang mengungsi secara mandiri. Namun, pengungsi disediakan lokasi di Balai Desa Baturagung dan masjid setempat yang aman dari banjir.

Jebolnya tanggul Sungai Tuntang, kata dia, tercatat sudah empat kali selama tahun 2025. Sedangkan yang keempat ini tidak berdampak pada arus lalu lintas di Jalan Grobogan-Semarang.

BPBD Grobogan juga menerjunkan tiga tim penyelamat untuk membantu evakuasi warga yang dimungkinkan hendak mengungsi karena air dari jebolan sungai masih deras, meskipun debit dari Bendungan Gelapan mulai turun.

"Hanya saja, penurunan debit air dari bendungan diperkirakan membutuhkan waktu delapan jam, sehingga di lokasi jebolan juga ikut surut," ujarnya.

Upaya lainnya, yakni memberikan bantuan karung plastik untuk peninggian tanggul yang airnya mulai limpas maupun penguatan tanggul agar tidak jebol.

"Kami juga melakukan droping bantuan logistik untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak banjir," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini