"Kita sekarang berusaha mengoptimalkan sumber daya yang ada. Sehingga fungsi-fungsi dari balai tetap berjalan," imbuhnya.
Pihaknya pun masih tetap membutuhkan data secara manual melalui petugas hidrologi. Makanya BBWSBS akan tetap memperjuangkan mereka agar ke depan bisa bekerja kembali.
Karena mereka merupakan data primer sebagai dasar perencanaan dan pelaksanaan untuk mengelola sumber daya air mulai dari hulu hingga hilir.
"Jadi ini sangat penting sekali. Makanya kami akan memperjuangkan untuk teman-teman yang mengelola pos hidrologi ini agar terus bersama kami mengelola sumber daya air Sungai Bengawan Solo," kata dia.
Baca Juga:Sawah Jadi Kolam Renang Raksasa! Banjir Sragen Bikin Petani Shock
Maryadi mengatakan bahwa dirumahkan petugas pos hidrologi adanya efisiensi anggara dari pemerintah pusat. Sebenarnya sudah menunggu sampai tanggal 14 Februari, tapi karena anggaran masih pembahasan di DPR RI, tentu setelah dari DPR akan kembali ke Kementerian Keuangan dulu.
"Setelah dibahas dengan Kemen PU ini kita masih terus berproses. Makanya kami memberitahu setelah ada surat dari BPSDM terkait pemberitahuan teman-teman ini harus menunggu sampai dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) kita ada dibuka blokirnya, sehingga kita baru bisa melakukan penarikan lagi," pungkasnya.
Kontributor : Ari Welianto