-
Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta menyesalkan pembongkaran kunci dan pemasangan CCTV oleh PB XIV Purboyo. Tindakan ini dianggap mengganggu program yang sedang berjalan bersama pemerintah.
-
Ketua Eksekutif LDA, KPH Eddy Wirabhumi, menyayangkan Purboyo tidak hadir dalam diskusi dengan Menteri Kebudayaan, malah melakukan tindakan yang dinilai tidak menghargai eksistensi pemerintah.
-
PB XIV Purboyo mengganti gembok pada sekitar 10 pintu keraton, termasuk museum. LDA Keraton Surakarta saat ini sedang berkoordinasi untuk menentukan langkah apa yang akan diambil selanjutnya.
SuaraSurakarta.id - Suasana damai di Kota Solo kembali terusik oleh dinamika internal Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Di tengah upaya pemerintah pusat untuk merangkul dan merevitalisasi aset budaya bangsa, sebuah insiden pengambilalihan akses fisik justru terjadi.
Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta secara terbuka menyayangkan adanya aksi pembongkaran dan penggantian kunci gembok sejumlah pintu vital di lingkungan keraton yang terjadi baru-baru ini.
Insiden ini dinilai sangat kontraproduktif, mengingat saat ini LDA sedang intens membangun komunikasi dengan pemerintah pusat terkait program pelestarian keraton. Aksi sepihak ini dianggap mengganggu ritme kerja sama yang sedang dibangun.
Ketua Eksekutif LDA, KPH Eddy Wirabhumi, mengungkapkan kekecewaannya yang mendalam. Menurutnya, fokus utama saat ini seharusnya adalah sinergi, bukan friksi internal.
Baca Juga:Kubu PB XIV Purboyo Ganti Semua Pintu Gembok di Keraton Solo, Pekerja Revitalisasi Diminta Keluar
"Kami lagi fokus koordinasi dengan pemerintah. Hal-hal seperti itu mengganggu program yang sedang kita jalankan bersama pemerintah," terang Eddy Wirabhumi saat dikonfirmasi awak media, Minggu (14/12/2025).
Kekecewaan pihak LDA semakin memuncak ketika menyoroti ketidakhadiran pihak Paku Buwono (PB) XIV Purboyo dalam agenda penting kenegaraan sehari sebelumnya.
Pada Sabtu (13/12/2025), Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, melakukan kunjungan kerja ke Keraton Surakarta untuk berdiskusi mengenai masa depan cagar budaya ini.
Sayangnya, dalam momen strategis tersebut, Gusti Purboyo justru tidak menampakkan batang hidungnya. Ironisnya, tak lama berselang, justru terjadi aksi penggantian gembok yang dinilai sebagai bentuk arogansi.
"Sangat disayangkan yang bersangkutan tidak hadir untuk diskusi dengan pemerintah. Justru melakukan tindakan yang tidak menghargai eksistensi pemerintah dan negara," jelas Eddy dengan nada tegas.
Baca Juga:Gagal Ganti Nama di KTP, Upaya Raja Keraton Solo PB XIV Terganjal Potensi Sengketa
Ketidakhadiran dalam forum diskusi dengan menteri namun proaktif dalam aksi fisik pembongkaran dinilai sebagai sikap yang kurang elok bagi seorang tokoh adat. Hal ini memunculkan persepsi negatif di mata publik mengenai keseriusan pihak terkait dalam menjaga marwah keraton sebagai mitra pemerintah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, aksi ini bukan sekadar mengganti satu atau dua kunci. Juru Bicara PB XIV Purboyo, KPA Singonogoro, mengakui adanya tindakan tersebut secara masif.
"Kurang lebih ada 10 pintu yang gemboknya diganti," ujar KPA Singonogoro.
Tidak hanya mengganti gembok, pihak Purboyo juga dilaporkan memasang kamera pengawas (CCTV) di titik-titik tersebut. Adapun lokasi pintu yang menjadi sasaran penggantian paksa meliputi area-area yang sangat strategis dan sakral, antara lain:
- Kori Kamandungan (Pintu Utama)
- Kasentanan
- Kantor Sasana Wilapa
- Perpustakaan Keraton
- Sasana Handrawina
- Museum Keraton
Merespons tindakan agresif tersebut, KPH Eddy Wirabhumi menegaskan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam. LDA tengah menyusun langkah-langkah strategis untuk menyikapi situasi ini agar tidak berlarut-larut dan merugikan aset budaya.
Ketika ditanya awak media mengenai detail langkah apa yang akan diambil, Eddy memilih untuk berhati-hati dan tidak gegabah membuka strategi.