SuaraSurakarta.id - Gudeg, hidangan khas yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan dan rempah-rempah, merupakan salah satu kuliner legendaris dari Jawa.
Meskipun gudeg bisa ditemukan di berbagai daerah, Gudeg Jogja dan Gudeg Solo adalah dua varian yang paling terkenal dan menjadi ikon kuliner di masing-masing kota.
Walaupun keduanya memiliki bahan dasar yang hampir sama, namun cara memasak, rasa, dan penyajiannya memiliki perbedaan yang mencolok.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai perbedaan-perbedaan tersebut yang menjadi daya tarik masing-masing jenis gudeg.
Baca Juga:Rekomendasi 5 Angkringan Enak di Solo, Cocok untuk Kuliner Malam
1. Rasa dan Cita Rasa Gudeg Jogja vs Gudeg Solo
Salah satu perbedaan utama antara Gudeg Jogja dan Gudeg Solo terletak pada rasa yang dihasilkan. Gudeg Jogja terkenal dengan rasa manisnya yang kental, hal ini disebabkan oleh penggunaan gula jawa yang melimpah selama proses memasak.
Gula jawa memberikan rasa manis alami yang dominan pada gudeg, membuatnya lebih terasa seperti hidangan penutup yang gurih.
Tekstur gudeg Jogja juga lebih lembut dan empuk, berkat penggunaan bahan seperti daun jati yang memberikan warna dan aroma khas.
Sementara itu, Gudeg Solo cenderung lebih gurih dan sedikit pedas. Meskipun tetap menggunakan santan, Gudeg Solo tidak se-manis Gudeg Jogja.
Hal ini tercermin dari kuahnya yang lebih kental dan berwarna putih kekuningan. Gudeg Solo juga terkenal dengan rasanya yang lebih beragam, karena menggunakan bumbu rempah yang lebih kompleks, memberikan sentuhan pedas dan gurih pada hidangan tersebut.
Baca Juga:Bikin Lidah Bergoyang, Ini 5 Sate Buntel Legendaris di Solo yang Wajib Dicoba
2. Ciri Khas yang Membedakan
Perbedaan visual antara Gudeg Jogja dan Gudeg Solo juga cukup jelas. Gudeg Jogja biasanya berwarna cokelat kemerahan.
Warna ini dihasilkan dari daun jati yang digunakan selama proses memasak. Daun jati memberikan warna alami pada nangka yang dimasak dalam santan dan rempah-rempah, menjadikannya lebih gelap dan kaya akan nuansa cokelat.
Di sisi lain, Gudeg Solo berwarna putih kekuningan karena tidak menggunakan daun jati. Gudeg Solo tampak lebih cerah dan bersih, dengan tekstur yang lebih basah dan kuah yang lebih banyak. Penampilannya yang cerah ini memberi kesan ringan dan lebih ringan di lidah, meskipun tetap kaya akan rasa.
3. Perbedaan Kuah dan Tekstur
Kuah menjadi salah satu elemen pembeda yang cukup signifikan antara Gudeg Jogja dan Gudeg Solo. Gudeg Jogja umumnya memiliki kuah yang lebih kering, dengan sedikit santan yang tersisa di dalamnya. Hal ini membuatnya terasa lebih padat dan kental, sehingga menonjolkan tekstur nangka yang empuk dan agak kenyal.
Berbeda dengan Gudeg Jogja, Gudeg Solo memiliki kuah yang lebih banyak dan lebih cair. Kuah ini berwarna putih kekuningan, berkat santan yang lebih melimpah dan tidak dibumbui dengan daun jati.
Kuah yang melimpah ini memberikan rasa yang lebih ringan dan segar, dengan tekstur yang lembut dan sedikit berkuah.
4. Perbedaan dalam Penyajian
Penyajian Gudeg Jogja dan Gudeg Solo juga mencerminkan karakteristik masing-masing. Gudeg Jogja biasanya disajikan dengan berbagai lauk seperti ayam opor, telur pindang, tempe bacem, tahu bacem, dan yang tak kalah penting adalah sambal krecek yang pedas dan gurih.
Krecek merupakan kulit sapi yang dimasak dengan bumbu rempah, memberikan tambahan rasa pedas yang kaya pada hidangan.
Sedangkan Gudeg Solo memiliki lauk pelengkap yang lebih sederhana namun tetap menggugah selera. Beberapa lauk yang biasa ditemukan dalam hidangan Gudeg Solo antara lain ceker ayam, sayur kacang tolo, tempe, tahu, dan daun singkong.
Gudeg Solo juga disajikan dengan sambal krecek, namun lebih sering disandingkan dengan sayur tambahan seperti kacang tolo yang memberikan rasa gurih dan pedas.
5. Penyajian dan Cara Konsumsi
Selain perbedaan rasa dan penampilan, cara penyajian Gudeg Jogja dan Gudeg Solo juga sedikit berbeda. Gudeg Jogja biasanya disajikan dengan nasi putih hangat dan sambal krecek sebagai pelengkap.
Penyajian yang sederhana ini menonjolkan rasa manis dari gudeg itu sendiri, sehingga cocok untuk dinikmati sebagai hidangan utama.
Sementara itu, Gudeg Solo sering kali disajikan dengan bubur hangat sebagai alas, memberikan nuansa yang lebih ringan dan berbeda.
Nasi tidak selalu menjadi pilihan utama dalam hidangan Gudeg Solo, karena bubur menjadi pengganti yang memberi kelembutan dan rasa yang lebih lezat saat dinikmati bersama gudeg yang gurih.
Perbedaan antara Gudeg Jogja dan Gudeg Solo memberikan pilihan yang beragam bagi pecinta kuliner tradisional.
Jika Anda lebih menyukai rasa manis dengan tekstur yang lebih lembut, Gudeg Jogja mungkin menjadi pilihan yang tepat.
Namun, jika Anda mencari hidangan yang lebih gurih dengan sedikit sentuhan pedas dan tekstur yang lebih basah, maka Gudeg Solo bisa menjadi pilihan yang lebih pas. Masing-masing gudeg membawa keunikan tersendiri yang mewakili kekayaan kuliner Jawa yang patut untuk dinikmati.
Dengan memahami perbedaan ini, Anda bisa lebih menikmati pengalaman kuliner yang ada di dua kota ini, menjadikan setiap suapan semakin bermakna dalam mengenal budaya dan tradisi yang ada di Yogyakarta dan Solo.