Keberhasilan Petruk mengalahkan Prabu Pandu Pragolamanik tak lantas membuat Kresna menepati janjinya.
Di saat yang bersamaan Prabu Baladewa datang melamar Dewi Wrantawati untuk Raden Lesmana Mandrakumara. Konflik terjadi antara Petruk dan Prabu Baladewa. Patih Sengkuni memimpin kawan Kurawa hingga Alun-Alun Dwarawati.
Adegan demi adegan hadir dengan menyajikan serangkaian efek yang mampu menghidupkan imajinasi para penonton. Di tengah dialog berbahasa Jawa Krama, kosakata modern hadir menggelitik.
Strategi jitu unutk menghilangkan jarak. Ulang alik tersebut berhasil menjembatani penonton yang kurang atau tidak mengerti bahasa Jawa. Di sisi kiri panggung tersedia layar yang berisi materi dwibahasa, Indonesia dan Inggris.
Baca Juga:Keren Lur! Karaton Solo Resmi Jadi Kerajaan Pertama di Dunia yang Merilis NFT
Di tengah sesi Goro-Goro, tanpa diduga Bagong bercerita ke Gareng dan Semar bahwa di antara deretan penonton ada serombongan orang gabut.
Alih-alih bekerja di awal pekan, mereka justru hadir untuk menikmati pertunjukan wayang orang. Bagong bahkan tak sungkan menyebut salah satu profesi dari konco srawung SBRS dengan istilah dokter gabut. Guyonan yang disambut gelak tawa penonton.
Gelaran malam ini hadir secara lengkap dan utuh. Para penonton tampak puas sebagaiamana rona bahagia yang terpancar hingga di luar gedung pertunjukan. Beberapa di antaranya tampak melempar wacana untuk berkunjung lagi di kemudian hari.