SuaraSurakarta.id - Tahap pendampingan desa (assistance) merupakan tahapan penting dari program Desa BRILiaN yang digagas oleh PT. BRI (Persero) Tbk.
Bersama dengan Puslitdesbangda LPPM UNS, BRI menggelar pendampingan New Desa BRILiaN 2024 untuk batch 2. Kegiatan ini dirancang untuk memperkuat kapasitas desa dalam berbagai aspek, mulai dari perencanaan pembangunan hingga inovasi teknologi.
BRI hadir dengan visi yang lebih luas, tidak hanya mendorong pembangunan fisik desa, tetapi juga berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan tata kelola desa yang lebih baik.
Dalam pendampingan ini, dilakukan berbagai kegiatan seperti workshop, diskusi kelompok, praktik lapangan, hingga observasi langsung.
Baca Juga:Tabungan BRI Junio: Solusi Praktis Ajarkan Anak Mengatur Keuangan
Tak hanya itu, dalam pendampingan ini juga memberi ruang bagi masyarakat desa untuk menyerap dan menerapkan pengetahuan baru yang relevan dengan kebutuhan mereka.
Salah satu daya tarik dari program ini adalah pendekatan kolaboratif yang diterapkan. BRI bersama Tim Pendamping dari Puslitdesbangda UNS tidak hanya hadir sebagai fasilitator, tetapi juga bekerja langsung bersama perangkat desa dan masyarakat untuk menciptakan solusi yang aplikatif dan berkelanjutan.
Fokus pendampingan meliputi perencanaan pembangunan desa melalui RPJMDes dan APBDes yang lebih terstruktur, pengelolaan keuangan desa yang akuntabel, digitalisasi dan inovasi untuk mempercepat perkembangan desa, serta penguatan unit usaha BUMDes agar lebih kompetitif dan produktif.
Pendekatan berbasis teknologi juga didorong, di mana desa-desa diarahkan untuk mulai memanfaatkan platform digital dalam pengelolaan data dan aktivitas ekonomi mereka.
Setelah pengumuman 40 Desa Terbaik pada Batch 2, pendampingan langsung diberikan kepada 15 desa terbaik yang terpilih. Tahap ini menjadi momen penting, dimana pendampingan dilakukan secara intensif selama lima hari di setiap desa.
Baca Juga:Diskusi Campus Bois 1923: Mengorek Borok Tiga Kekalahan Persis Solo
Tujuannya memberikan kesempatan bagi desa-desa untuk lebih fokus dalam menggali potensi dan mengembangkan program-program unggulan mereka.
Pelaksanaan di kloter pertama berlangsung pada 1-7 September 2024 di delapan desa yaitu: Desa Girimulya Kabupaten Majalengka Jawa Barat, Desa Hendrosari Gresik Jawa Timur, Desa Turi Lamongan Jawa Timur.
Lalu Desa Kedisan Bangli Bali, Desa Girimulyo Ngawi Jawa Timur, Desa Sukorejo Sragen Jawa Tengah, Desa Banyuanyar Boyolali Jawa Tengah dan Desa Bojongkulur Bogor Jawa Barat.
Sementara pelaksanaan kloter kedua berlangsung pada 8-14 September 2024, dengan desa sasaran antara lain: Desa Rasau Jaya Satu Kalimantan Barat, Pajambon Jawa Barat, Sumberejo Jawa Timur, Manemeng Nusa Tenggara Barat, Benyom Jaya 1 Jayapura, dan Bakung Jawa Tengah. Terakhir pelaksanaan kloter 3 dilakukan pada Desa Melaya, Kabupaten Tabanan, Bali.
Para peserta merasakan manfaat langsung dari program ini. Salah satu hal yang menarik adalah tingginya antusiasme dan keterlibatan masyarakat setempat, terutama perangkat desa dan pengurus BUMDes, yang menunjukkan semangat kolaboratif dan keinginan untuk membawa perubahan positif di desa mereka.
Keaktifan para masyarakat desa dalam berdiskusi dan kebersamaan dalam kegiatan pendampingan menjadikan kegiatan New Desa BRILiaN disambut baik oleh masyarakat desa.
Desa-desa ini juga menjadi saksi dari berbagai inovasi yang diterapkan selama pendampingan, seperti penerapan aplikasi digital untuk pengelolaan keuangan desa, pengembangan sektor pariwisata lokal, hingga pengelolaan produk-produk unggulan desa yang lebih terstruktur dan inovatif dalam pemasaran di era digital.
Beberapa desa yang memiliki produk unggulan diarahkan untuk memanfaatkan aplikasi e-commerce yang memungkinkan masyarakatnya memasarkan produk-produk unggulan mereka ke pasar yang lebih luas.
Dengan berbagai inovasi yang terus digulirkan, diharapkan desa-desa ini mampu menjadi pionir dalam penerapan teknologi dan inovasi desa di Indonesia, sehingga dapat menginspirasi desa-desa lainnya untuk bertransformasi menuju desa yang lebih modern, mandiri, dan berdaya saing.
Pada akhirnya, pendampingan ini diharapkan menghasilkan desa-desa yang tidak hanya unggul secara administrasi dan infrastruktur, tetapi juga memiliki jiwa inovatif, kolaboratif, dan mampu menjadi role model bagi desa-desa lainnya di Indonesia.
Program Desa BRILiaN ini menjadi bukti nyata bahwa pemberdayaan desa tidak hanya sebatas pada pembangunan fisik, tetapi juga pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.