SuaraSurakarta.id - Modernisasi di bidang teknologi digital terutama pembayaran non tunai mulai dimaksimalkan pelaku usaha termasuk pedagang.
Transaksi non tunai itu terlihat dalam aktivitas jual beli di Pasar Gede Solo, Kamis (28/3/2024).
Aktivitas transaksi nontunai termasuk menggunakan QRIS sudah menjadi hal biasa di Pasar Gede beberapa tahun belakangan.
Hal ini berkat dorongan Pemkot Solo dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai perbankan yang konsen di bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menangah (UMKM).
Baca Juga:Dari Bantuan Modal Rp 96 Juta BRI, Petani Melon Hidroponik Kaliwedi Sragen Panen Berlimpah
Salah satu pedagang sembako, Uchi mengaku sudah beberapa waktu memaksimalkan QRIS untuk transaksi jual belu,
Menurutnya, transaksi nontunai dibebankan kepada pembeli dengan memindai kode QRIS melalui telepon genggamnya.
"Caranya juga mudah ya. Pedagang tinggal menunjukkan kode QRIS, pembeli tinggal memindai dan membayar lewat mobile banking sesuai biaya belanja," ungkap Uchi.
Dia memaparpan, penggunaan QRIS BRI tidak hanya mudah, namun juga tak membebankan biaya tambahan kepada pedagang dengan transaksi di bawah Rp100 ribu.
"Yang paling penting lagi adalah saya sudah jarang bawa uang banyak, paling bawa sedikit untuk jaga-jaga uang kembalian kalau ada pembeli bayar tunai," tuturnya.
Baca Juga:KUR BRI Dimanfaatkan Purwadi untuk Tambah Gerobak Jualan Cireng di Solo
Sementara salah satu penjual buah, Nizam menilai QRIS secara tidak langsung sebagai tabungan hasil dari penjualan buah.
- 1
- 2