Driver Ojol Asal Solo Lolos Anggota DPRD: Ngaku Masuk Politik Gara-gara Jokowi

Suara yang diperoleh di Jebres 2.058 suara, sedangkan untuk suara partai dapat 10.070 suara.

Ronald Seger Prabowo
Kamis, 07 Maret 2024 | 15:15 WIB
Driver Ojol Asal Solo Lolos Anggota DPRD: Ngaku Masuk Politik Gara-gara Jokowi
Driver ojol, Mukti Junianto yang lolos masuk DPRD Solo. (Suara.com/Ari Welianto)

SuaraSurakarta.id - Seorang driver ojek online atau ojol Maxim, Mukti Junianto terpilih menjadi anggota DPRD Kota Solo di Pemilu 2024.

Mukti yang maju di daerah pemilihan (Dapil) 5 Jabres lewat Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Suara yang diperoleh di Jebres 2.058 suara, sedangkan untuk suara partai dapat 10.070 suara.

"Saya juga tidak menyangka dapat suara segitu, padahal targetnya itu sekitar 1.700 suara. Ternyata tembus 2.058 suara, alhamdulillah," terang dia saat ditemui, Kamis (7/3/2024).

Mukti menjadi driver ojol sudah cukup lama sekitar tahun 2018. Selain itu juga bekerja di ATMI, kalau mulai gabung PSI itu tahun 2019 lalu.

Baca Juga:Dua Demo Terjadi di Kota Solo, Setelah Tuntut Pemakzulan Presiden Jokowi Muncul Aksi Bela KPU

"Gabung PSI itu tahun 2019 lalu secara online. Jadi driver ojol sudah sebelum itu, termasuk di ATMI juga," kata warga Pucang Sawit RT 01 RW 14, Jebres ini.

Setelah gabung PSI, Mukti pun resign dari ATMI satu tahun lalu setelah bekerja 14 tahun. Ia akan fokus di politik hingga akhirnya lolos jadi anggota DPRD, kalau driver ojol masih berjalan disambi rapat-rapat juga.

"Satu tahun lalu saya resign dari ATMI, karena ingin fokus di partai. Apalagi tahun 2023 daftar maju caleg untuk Pemilu 2024, sehingga di ATMI sering izin dan akhirnya resign meski sempat disayangkan keluarga," ungkap dia.

Mukti mengakui waktu di ATMI sudah jadi driver ojol, dulu narik awal itu cuma Rp 2.000 sati trip terus meningkat jadi Rp 6.000.

Jadi untuk menghidupi keluarga apalagi setelah resign itu tidak bisa.

Baca Juga:3 Putranya Lolos Anggota DPRD, Mantan Bupati Sukoharjo: Didikan Hambalang, Kawah Candradimuka!

"Jadi buat menghidupi keluarga tidak bisa. Untungnya istri di rumah punya pekerjaan samben, jadi setelah resign tidak begitu langsung terasa masih aman," sambung dia.

Selama masuk masa kampanye, untuk aktivitas sebagai driver ojol berhenti total. Karena fokus untuk kampanye ke masyarakat.

"Pas kampanye berhenti fokus kampanye turun ke masyarakat blusukan. Itu hampir tiap hari dari pagi sampai malam, istilahnya silahturahmi," ucapnya.

Saat kampanye, Mukti harus menggadaikan sejumlah aset pribadinya untuk biaya kampanye. 

Pengorbanannya pun tidak sia-sia, karena akhirnya berhasil mewujudkan keinginannya untuk duduk di kursi legislatif.

"Pokoknya saya nothing to lose. Gas terus pokoknya," ujar Mukti.

Selama jadi driver ojol, mangkalnya di sekitar kampus UMS. Setiap pagi pasti sering dapat order seperti mengantar ke daerah Blulukan atau Manahan.

"Jadi ojol belum bisa jadikan untuk keperluan sehari-hari. Tiap narik itu dapat sekitar Rp 25.000 tiap 3-4 jam, kadang juga lebih," imbuh dia.

Setelah Pemilu selesai rencana akan aktif lagi sebagai driver ojol. Ini sambil menunggu penetapan dan pelantikan sebagai anggota DPRD.

"Rencana mau aktif lagi. Ya, waktu-waktu dekat ini," kata bapak tiga putra ini.

Saat maju caleg dan resign dari ATMI, ia sempat dapat wejangan dari keluarga agar dipikirkan lagi. Mereka menyebut kalau politik itu kejam, apalagi orang baru yang terjun di politik.

"Pas maju itu banyak yang bilang agar  dipikir dulu. Saya minta doa restu sama keluarga kalau mau maju," sambungnya.

Sebelum aktif masuk PSI, Mukti aktif sebagai relawan Jokowi Pro Jokowi (Projo) sejak 2019. Selang dua tahun gabung ke PSI karena Jokowi.

"Baru PSI, sebelumnya tidak pernah ikut politik. Jenuh lihat politik, terus saya lihat di TV l, Pak Jokowi kurang ada yang bela. Kenapa kok saya tidak masuk politik ya," ceritanya.

Setalah masuk dan fokus di politik, Ia didampingi Ketua DPC PSI Solo saat itu Antonius Yoga untuk mulai bersosialisasi dengan masyarakat.

"Saya maju, karena ingin memastikan hal semua warga tidak mampu menerima batuan pangan dan KIS. Makanya saya ambil di komisi 4," pungkas dia.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini