Menurutnya itu rawan semakin rusak, apalagi masangnya di paku. Itu lama-lama akan membuat tembok keraton berlubang atau mengelupas.
"Tembok keraton itu usianya sudah ratusan tahun, jadi rawan sekali rusak. Itu untuk menutup tembok yang berlubang sulit banget, dulukan tidak pakai semen seperti sekarang ini," ujarnya.
Bahkan ada yang sudah dicopot tapi besoknya itu malah dipasang lagi dan itu banyak. Atribut paling banyak yang dipasang di tembok keraton itu dari partai-partai besar dan sudah lama.
"Ada yang dicopot tapi paginya itu dipasang lagi. Kebanyakan itu partai-partai lama," imbuh dia.
Baca Juga:Kondisi Miris Sasana Mulyo Keraton Solo, Disangga Belasan Bambu dan Rawan Roboh
Harusnya dipasang pakai bambu lalu ditancapkan ke tanah, tidak malah ditempel dan dipaku di tembok keraton.
Aturannya itu sudah jelas dan keraton itu merupakan bangunan cagar budaya yang dilindungi, bukan malah dirusak.
"Itu harus segera dicopot, kalau sesuai UU Cagar Budaya maka akan kena denda. Bawaslu pun bisa kena pinalti, jadi harus hati-hati," tandasnya.
Kontributor : Ari Welianto
Baca Juga:KPU Solo Tegur Istri Giring Ganesha Gara-gara Tak Izin Kampanye, Bakal Terima Sanksi?