Di bidang ekonomi, Mangkunegara II mengembangkan pertanian dan perdagangan. Ia juga mendirikan berbagai pabrik, seperti pabrik gula dan pabrik senjata.
Kemudian bidang militer, Mangkunegara II membentuk Legiun Mangkunegaran, sebuah pasukan militer yang kuat.
Adapun Legiun Mangkunegaran merupakan kesatuan militer khusus yang dimiliki oleh Mangkunegaran. Pembentukan satuan militer ini dipengaruhi oleh keadaan pada masa itu, di mana Perang Napoleon tengah meletus di Eropa.
Mangkunegara II yang memiliki jiwa nasionalis dan ingin Mangkunegaran menjadi negara yang mandiri, melihat bahwa pasukan militer Eropa yang kuat adalah salah satu faktor penting untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk membentuk Legiun Mangkunegaran dengan model militer Eropa.
Baca Juga:Diawali Konflik, Ini Perbedaan Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran yang Masih Eksis di Solo
Pasukan Legiun Mangkunegaran terdiri dari berbagai jenis prajurit, termasuk infanteri, kavaleri, dan artileri. Para prajurit Legiun Mangkunegaran dilatih secara intensif dengan menggunakan senjata-senjata modern, seperti senapan, meriam, dan kavaleri.
Legiun Mangkunegaran berperan penting dalam mempertahankan Mangkunegaran dari serangan Belanda. Pada tahun 1825, Legiun Mangkunegaran bergabung dengan pasukan Pangeran Diponegoro dalam Perang Diponegoro melawan Belanda.
Selain itu, Legiun Mangkunegaran juga berperan penting dalam perkembangan militer di Indonesia. Pasukan Legiun Mangkunegaran menjadi inspirasi bagi pembentukan pasukan militer modern di Indonesia, seperti Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Legiun Mangkunegaran dibubarkan pada tahun 1942, ketika Jepang menduduki Indonesia. Namun, Legiun Mangkunegaran meninggalkan warisan yang besar bagi Mangkunegaran dan bangsa Indonesia.
Pasukan Legiun Mangkunegaran adalah bukti bahwa bangsa Indonesia memiliki kemampuan untuk membentuk pasukan militer yang kuat dan modern.
Baca Juga:Mengenal Raja Mangkunegara I, Pendiri Pura Mangkunegara Solo
Mangkunegara II juga dikenal sebagai sosok yang berjiwa nasionalis. Ia menentang penjajahan Belanda dan menyerukan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.