Punya Makna Berbeda, Ini Filosofi 5 Motif Batik Solo yang Melegenda

UNESCO telah menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia, pada tanggal 2 Oktober 2009 dan diperingati setiap tahunnya.

Ronald Seger Prabowo
Senin, 02 Oktober 2023 | 14:14 WIB
Punya Makna Berbeda, Ini Filosofi 5 Motif Batik Solo yang Melegenda
Proses pembuatan batik tradisional. [Ist/CintaNusantara]

SuaraSurakarta.id - Kota Solo terkenal sebagai salah satu penghasil batik di Indonesia.

Terlebih, UNESCO telah menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia, pada tanggal 2 Oktober 2009 dan diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Batik Nasional.

Batik yang berkembang di tiap-tiap daerah memiliki unsur yang berbeda, di antaranya pada motif dan pewarnaan.

Khususnya motif batik yang diterapkan pun tidak sembarangan dibuat. Sebab, masing-masing motif mengandung makna dan filosofi bagi penggunanya. 

Baca Juga:Dewan Pembina Yayasan Batik Indonesia Angkat Suara Soal Batik Printing: Pedagang Harus Jujur

Berikut ragam motif batik Solo beserta maknanya dilansir dari laman Surakarta.go.id, Senin (2/10/2023):

1. Motif Kawung

Bentuknya mirip buah kawung, yakni sejenis buah kelapa atau disebut juga buah kolang-kaling. Dalam motif ini, dapat diartikan bahwa manusia sebagai pancer (pusat) dipengaruhi oleh empat sumber tenaga alam yang terpancar dari empat arah mata angin, yaitu timur, selatan, barat, dan utara.

Motif kawung juga dapat membawa simbol, agar pemakainya dapat mengendalikan hawa nafsu dan mampu menjaga hati nurani. Motif jenis ini biasanya digunakan dalam upacara mitoni, ruwatan, hingga sebagai penutup jenazah.


2. Motif Parang

Baca Juga:Selain Batik, Intip 7 Keindahan Kain Tradisional Khas Indonesia!

Kemudian, motif parang melambangkan ketajaman rasa, pikir, dan kekuatan dalam menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan.

Selain itu, motif ini juga merupakan simbol pengharapan masa depan yang baik. Umumnya, motif parang berguna untuk memperingati  kelahiran bayi dan perawatan ari-ari.


3. Motif Truntum

Berupa gambaran serupa kuntum, yakni kembang di langit yang bentuknya mirip kembang tanjung. Mayoritas motif jenis ini ditemukan pada kain yang digunakan untuk menggendong bayi. Dengan memakai motif truntum, harapan bagi pemakainya agar kelak dewasa, sang anak diwarnai rasa cinta kasih kepada sesama, alam lingkungan, makhluk ciptaan Tuhan, dan mampu memelihara cinta untuk kebaikan.

4. Motif Sidomukti

Motif ini biasanya dipakai pada upacara pernikahan terutama oleh orang tua mempelai. Apabila ditinjau dari kata, "sido" berarti jadi atau menjadi, sedangkan "mukti" artinya mulia, bahagia atau sejahtera.

Oleh karena itu, pengantin yang mengenakan motif ini, diharapkan mampu mengarungi bahtera rumah tangga dengan baik.

4. Motif Sawat

Terdiri dari gambar dua buah sayap burung garuda atau biasa juga disebut sawat. Dalam motif sawat, terdapat satu sayap berukuran besar dan lainnya lebih kecil. Letak sayap ini berhadapan serasi sebagai hiasan.

Siapa pun yang memakai batik dengan motif sawat, diharapkan selalu mendapatkan perlindungan dalam hidupnya.

Filosofi dalam motif batik diikuti oleh makna yang mengandung unsur kebaikan. Hal ini merupakan pengharapan bagi pemakainya agar senantiasa diberi kelancaran dalam kehidupan. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak