SuaraSurakarta.id - Arif Huda Irmansyah (24), pemuda asal Kota Solo ini begitu kreatif. Karena membuat gambar karakter tokoh politik dengan digital art.
Tokoh-tokoh yang dibuat itu ada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri. Lalu ketiga bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan, ada juga karakter Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Tokoh-tokoh tersebut dibuat gaya style dan memakai pakaian kekinian dengan warna-warna terang. Seperti bacapres Ganjar Pranowo yang memakai hem warnah biru atau putih lalu pakai jaket serta kacamata hitam.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dibuat dengan karakter anime Naruto. Lalu Presiden Jokowi dengan kostum anak rock saat menikmati konser musik metal.
Baca Juga:Ajak Raffi Ahmad dan Gading Marten Jajal Kereta Cepat, Jokowi Malah Ditodong Tanda Tangan
Ia menggambar tokoh-tokoh politik ini belum lama baru bulan Agustus 2023 kemarin.
"Itu sebenarnya random saja, pas waktu 17 Agustus kemarin saya bingung mau buat konten apa. Terus muncul jam 1 malam ada pikiran mau buat gimana politisi memakai baju-baju kekinian dan ternyata cocok," ujar dia, Rabu (13/9/2023).
Sejauh ini yang sudah didesain atau dibuat gambar itu, ada Presiden Jokowi, Megawati Sukarnoputri, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Lalu ada bacapres Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
Arif pun menjelaskan karakter-karakter tokoh yang dibuat. Pak Ganjar dibuat dengan memakai style ala-ala rapper Amerika dengan kostum warna mencolok.
"Sama postur beliau yang tinggi dirasa cocok untuk dipakai sama Pak Ganjar," kata pria kelahiran 22 Juli 1999 ini.
Baca Juga:Ketum Parpol Koalisi Ganjar Pranowo dan Tim Pemenangan Rapat Perdana, Ini Pembahasannya
Untuk Anies Baswedan kenapa memakai soft boys club dengan warna-warna yang pastel. Bahkan Pak Anies mengomentari langsung hasil karya yang dibuat ini.
"Pak Anies komentar bahwa baju dipakai ketika di Tokyo seandainya tidak pulang ke Indonesia," sambungnya.
Karakter Prabowo Subianto, ia mengikuti karakteristik sebagai Menteri Pertahanan (Menhan). Maka dibuat dengan full back terus pakai jaket bomber.
"Itu melambangkan ketegasan saja sih," imbuh dia.
Sementara karakter Presiden Jokowi dibuat dengan memakai pakaian warna warni, dominan formal. Sedangkan Gibran dibuat dengan memakai kostum karakter Naruto.
"Naruto itukan anak dari Hokage, yang merupakan pemimpin. Nah, itu penggambaran kalau di sini itu. Dia anak pemimpin di Indonesia," ucapnya.
Arif mengakui membuat tokoh-tokoh politik ini sebenarnya tidak mengarah ke politik.
Ia pun membuat karya tokoh-tokoh politik ini dengan style kekinian tidak ada unsur penghinaan atau melecehkan.
"Itu kan karya, karyakan multi tafsir dari perspektif masing-masing orang bisa menilai, mengapresiasi bahkan membenci juga. Jadi bebas," terang dia.
Untuk bisa membuat satu karakter, hanya satu hari, kadang juga dua hari. Tergantung dari karakter yang akan dibuat.
"Satu hari bisa selesai, kadang juga dua hari," sambungnya.
Sejauh ini komentar netizen cukup bagus dan kebanyakan positif. Memang ada yang komentar negatif, itu pas karakter Pak Jokowi dan dianggap menghina simbol negara.
"Ada yang komentar negatif, tapi kebanyakan komentarnya positif. Dengan ini kan sebenarnya bisa memandang tokoh-tokoh tersebut bisa lebih cair," jelasnya.
"Itu kan bisa menjadi contoh brand-brand lokal yang belum membuat pakaian-pakaian seperti itu. Ini bisa menjadi referensi mereka," lanjut dia.
Kelas 5 SD
Diceritakan, ia belajar desain sejak tahun 2008 saat kelas 5 SD. Awalnya itu di kampung ada taman cerdas, yang di situ ada edukasi tentang desain.
"Lalu saya tertarik untuk mempelajari terus selang satu bulan ibunya membelikan PC buat belajar di rumah," ungkapnya.
Namun karena krisis ekonomi, PC nya itu dijual untuk kebutuhan sehari-hari. Ia pun pindah ke warnet untuk belajar dan mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat.
"Saya sempat belajar di warnet karena PC dijual. Teman-teman pada Facebook (FB) dan game, saya belajar desain," terang warga Karangasem RT 02 RW 02 Kelurahan Gandekan, Kecamatan Jebres, Solo ini.
Saat masuk SMP, ia direkrut sama seperti vendor untuk membuat request dari klien. Dari situ sudah mulai bekerja tapi itu cuma freelance.
"Tahun 2021 kemarin, saya coba ikut orang cuma balik lagi basic saya tidak bisa ikut orang. Karena tidak ikut orang itu saya bisa eksplore banyak," papar dia.
Arif menambahkan belajar desain ini secara otodidak sejak kecil. Sempat ikut kursus tapi hanya sebentar dan belajar sendiri.
"Ikut orang cuma mengambil ilmunya saja. Dari awal memang belajar otodidak," pungkasnya.
Kontributor : Ari Welianto