Ganjar Pranowo, Gibran hingga Pinka Hapsari Ikut Topo Bisu Kirab Malam 1 Suro Pura Mangkunegaran

Mereka bergabung bersama rombongan kirab diikuti oleh keluarga, kerabat, abdi dalem, tamu undangan hingga warga.

Ronald Seger Prabowo
Selasa, 18 Juli 2023 | 23:20 WIB
Ganjar Pranowo, Gibran hingga Pinka Hapsari Ikut Topo Bisu Kirab Malam 1 Suro Pura Mangkunegaran
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat kirab Malam 1 Suro di Pura Mangkunegaran Surakarta, Selasa (18/7/2023). [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo didampingi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengikuti prosesi mlaku topo bisu kirab Malam 1 Suro dengan mengelilingi tembok Pura Mangkunegaran, Selasa (18/7/2023) malam.

Tampak juga dalam tradisi tersebut Putri Ketua DPR RI Puan Maharani, Diah Pikatan Orissa Putri Hapsari dan Anggota DPR RI Aria Bima. Mereka bergabung bersama rombongan kirab diikuti oleh keluarga, kerabat, abdi dalem, tamu undangan hingga warga. 

Bertindak sebagai cucuk lampah pada kirab tersebut adalah putra KGPAA Mangkunegara IX,  GPH Paundrakarna Sukmaputra Jiwa Negara. 

Prosesi kirab dimulai pukul 19.00 WIB, diawali dengan prosesi permohonan ijin dari cucuk lampah kepada KGPAA Mangkunegara X untuk melaksanakan kirab.

Baca Juga:Ternyata Ada Perbedaan Cara Penentuan Satu Suro dalam Tahun Baru Jawa, Besok 1 Suro Aboge atau Asapon?

Prosesi mlaku topo bisu berlangsung lancar dan khidmat. Banyak warga menyaksikan mengabadikan moment tersebut.

Saat rombongan Ganjar dan Gibran melintas, banyak warga yang memanggil-manggil namanya.

"Pak Ganjar, Mas Gibran," ujar warga, Selasa (18/7/2023) malam.

Ganjar pun langsung meminta warga untuk diam sambil meletakan telunjuk di bibir.  

Ganjar mengapresiasi tradisi budaya di Pura Mangkunegaran yang hingga saat ini tetap dijalankan.

Baca Juga:Puan Maharani Minta ke Jurkam Ganjar: Jangan Menjelekan Capres-Cawapres Lain!

"Acara ritual tahunan yang menurut saya bagus, jadi kebudayaan masih berjalan dan jadi menarik. Yang ikut kirab jalan terus, yang tidak ikut kirab boleh berhenti di sini sambil berdoa," terang Ganjar.

Ganjar menjelaskan jika tradisi ini merupakan perkawinan antara kultur, ada agama juga berjalan. Antusiasme warga juga luar biasa, baik yang ikut maupun menyaksikan.

"Mudah-mudahan kita memasuki Muharram bisa membuat semangat, bisa merefleksikan diri dari tahun-tahun sebelumnya yang kurang, kita perbaiki, yang sudah bagus kita genjot," paparnya.

Ketika disinggung dalam tradisi ini ada atraksi malam, Ganjar menyebut sangat bagus.

"Pasti-pasti orang pengen datang Antusias warga luar biasa, ini cukup unik. Bahkan ada suasana sakral ada yang teriak teriak, jangan," pungkas dia.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini