SuaraSurakarta.id - Partai NasDem bakal mengadakan pertemuan darurat dengan anggota Koalisi Perubahan untuk Persatuan atau KPP, Partai Demokrat dan PKS, Senin (17/7/2023) besok.
Pertemuan itu rencananya membahas elektabilitas Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden yang terus menurun.
Sebelumnya, hasil terbaru dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) menempatkan Anies pada posisi ketiga, kalah dari Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Per Juli 2023, elektabilitas Anies dari survei LSI menunjukkan persentase sebesar 21,4 persen alias turun dari bulan April dengan perolehan suara 25,3 persen. Peringkat kedua ditempati oleh Ganjar dengan suara sebesar 32,2 persen dan posisi atas diisi Prabowo Subianto dengan suara sebesar 35,8 persen.
Baca Juga:Disalahkan Soal Kebakaran Plumpang, Warga Tanah Merah Nyatanya Dukung Anies Baswedan
"Saya akan undang seluruh partai koalisi untuk menyusun jadwal konsolidasi di tiap-tiap daerah bersama Anies," kata Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali di Stadion GBK, Jakarta Pusat dilansir dari Suara.com, Minggu (16/7/2023).
Ahmad Ali memaparkan, konsolidasi partai koalisi itu tidak membahas bakal calon wakil presiden atau cawapres Anies.
Sebab di tengah kondisi elektabilitas Anies yang melemah itu tak pas bicara cawapres.
"Turunnya survei Anies ini menjadi pertanyaan besar yang harus dijawab oleh koalisi. Bukan justru kita mendorong mengumumkan cawapresnya, bisa jadi blunder," ujar Ali.
Menurut dia, mengumumkan bakal cawapres Anies dalam situasi politik saat ini sama saja dengan bunuh diri.
Baca Juga:Nasdem Gelar Apel Siaga di SUGBK, Maciej Gajos Terpaksa Debut di Nun Jauh di Sana
"Karena dalam perspektif apapun, menurut saya politik itu momentum. Sekarang kami belum tahu siapa lawan kami. Kami umumkan wakil, ya sama aja menyerahkan leher kami digorok-digorok," tutur Ali.
"Menurut Nasdem saat ini bukan waktu yang tepat untuk umumkan calon wakil presiden. Saat ini adalah waktu yang lebih pas untuk lakukan konsolidasi," sambungnya.