Cerita dari Kamboja Part 2: Terjebak Badai di Tanah Gersang Phnom Penh

Satu-satunya tantangan utama yang dihadapi kontingen Indonesia mulai dari kedatangan hingga kepulangan ke Tanah Air adalah suhu cuaca yang begitu panas.

Ronald Seger Prabowo
Senin, 12 Juni 2023 | 19:47 WIB
Cerita dari Kamboja Part 2: Terjebak Badai di Tanah Gersang Phnom Penh
Lokasi kedua Suara.com berteduh setelah diterjang hujan badai di Phnom Penh, Kamboja. [Suara.com/Ronald Seger Prabowo]

Meski panas menyengat, bukan berarti wilayah Phnom Penh dan sekitarnya tak pernah diguyur hujan. Bahkan menjelang opening ceremony, 3 Juni lalu, kawasan Morodok Techo National Sports Complex diguyur hujan deras sekitar satu jam.

Suara.com bahkan sempat terjebak hujan badai saat hendak menuju Youth Federation Hall, lokasi pertandingan cabor blind di distrik Chroy Changvar, Phnom Penh.

Mengendarai sepeda motor sewaan, hujan deras tiba-tiba turun saat jarak ke venue hanya tinggal sekitar 500 meter. Tak hanya hujan biasa, namun badai disertai angin kencang.

Apesnya, suasana kota kawasan itu tampak tak ada lagi pepohonan sebagai peneduh, di kanan kiri jalan. Beruntung, kami menemukan klenteng kecil untuk berteduh.

Baca Juga:Mbak Rara 'Pawang Hujan' Ramal Peluang Kaesang Pangarep di Pilkada Depok, Bakal Menang Atau Kalah?

Namun, minimnya pepohonan membuat angin kencang begitu 'mudah' menerjang kawasan itu. Bahkan tempat berteduh kami hanya di bawah tangga klenteng dengan ukuran sekitar 1x1 meter.

"Ini satu-satunya tempat untuk berteduh. Lha meh piye meneh (Mau bagaimana lagi)," ucap Budi, salah satu jurnalis yang kebetulan turut meliput.

Meski badai hanya berlangsung sekitar 15 menit, namun hujan deras mengguyur kawasan itu kurang lebh 1 jam. Lokasi berteduh yang tak memungkinkan lagi memaksa Suara.com nekat menerjang hujan untuk mencari tempat berlindung lainnya hingga hujan reda. (Lanjut part 3)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak