Rheo sudah ada rencana maju saat Pemilu 2009 lalu diajukan tapi tidak mau. Pemilu 2014 diajukan lagi dari arus bawah mulai ranting hingga PAC tapi tidak mau lagi.
"Karena beliau (bapak) yang notabene masih jadi wali kota dan wakil wali kota. Terus 2019 kemarin saya juga tidak mau, bahkan kemarin dibursa calon wakil wali kota sebenarnya diminta untuk mendampi Mas Gibran tapi saya tidak mau," papar dia.
"Karena saya merasa belum siap saja. Saya juga melihat dari calon yang diusung dari partai sendiri yang mekanismenya sudah ada, saya tidak mau, dari pribadi saya juga tidak berkenan maju jadi wawali," imbuhnya.
Sementara itu Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan Rheo sudah siap maju dan itu sudah disampaikan langsung.
Baca Juga:Jika Ingin Ganjar Pranowo Menang, PDIP Diminta Perhatikan 3 Hal Ini
"Rheo sudang ngomong dengan saya, pak, saya tak melanjutkan pelayanannya bapak. Boleh, tapi harus selesai dengan dirinya sendiri," ujar dia.
Rudy menegaskan jika anaknya maju sebagai anggota DPRD itu bukan untuk mencari uang, bukan mencari pekerjaan, bukan mencari jabatan.
Tetapi tugasnya adalah melayani masyarakat. "Pelayan bukan batur, bukan penyuruh, bukan jongos. Namun melayani masyarakat dengan ide, gagasan, kebijakan yang nantinya bisa dibuat oleh pemerintah," tandasnya.
Rudy menambahkan dulu Rheo dicalonkan karena masih merasa belum selesai dengan dirinya sendiri. Istrinya juga belum mengizinkan, jadi tidak jadi maju.
"Iya pengaruh saya juga saat menjabat, nanti nek menang, tahunya yang menangkan saya. Rheo itu anak biologis dan ideologi saya," jelas dia.
Baca Juga:Cek Fakta: Prabowo Panas Dingin, Megawati Umumkan Pendamping Ganjar Pranowo, Benarkah?
Kontributor : Ari Welianto