"Ini sangat mewah sekali, khas Timur Tengahnya tampak sekali," ungkapnya.
Berharap dengan adanya masjid semegah ini, di Solo lebih maju lagi masalah keagamaan. "Yang terpenting itu bisa memakmurkan masjid," imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan peserta muktamar dari Bali, Muhammad Saifullah (60) yang berharap bisa salat jumat di Masjid Raya Sheikh Zayed ini.
"Kita berharap mau salat jumat di sini tapi belum dibuka katanya. Itu yang kita sayangkan, padahal sudah diresmikan tapi tidak bisa dipakai," terang dia.
Baca Juga:Kisah 8 Goweser Asal Kalimantan Bersepeda ke Solo untuk Semarakkan Muktamar Muhammadiyah
Lanjut dia, kebetulan berada di Solo dan ikut muktamar lalu ingin tahu masjid bantuan dari UEA sebagai bentuk kerjasama dan persahabatan antar dua negara muslim ini.
Kalau melihat fisik masjid itu menggambarkan ornamen Timur Tengah. Masjid itu hidup kalau ada kegiatan dan memakmurkannya.
"Kadang itu kita berlomba-lomba membangun masjid tapi tidak ada kegiatan dan sepi," ucapnya.
Sementara itu salah satu peserta dari Makasar, jika masjid ini sangat megah dan sama seperti di tanah suci.
"Megah banget, wou sama seperti di tanah suci. Tadi datang ke sini pagi-pagi ingin salat dhuha tapi belum buka," papar Hapsiah.
Baca Juga:Dibuka Jokowi, Sebanyak 17 Ribu Orang Hadiri Muktamar ke-48 Muhammadiyah
Ditambahkan, jika di Makasar masjid ini sudah sangat viral dengan kemegahan bangunannya.