Ingin Salat Jumat, Warga dan Peserta Muktamar Muhammadiyah Kecele asjid Raya Sheikh Zayed Solo Masih Ditutup

Karena masjid bantuan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) ini belum dibuka untuk umum masih penyelesaian.

Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 18 November 2022 | 12:36 WIB
Ingin Salat Jumat, Warga dan Peserta Muktamar Muhammadiyah Kecele asjid Raya Sheikh Zayed Solo Masih Ditutup
Pengunjung yang berswafoto di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Jumat (18/11/2022). [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Peserta dan penggembira Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiah banyak yang kecele saat datang ke Masjid Raya Sheikh Zayed Solo.

Mereka yang datang ke masjid ingin menjalankan salat dhuha dan salat jumat tidak bisa. Karena masjid bantuan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) ini belum dibuka untuk umum masih penyelesaian.

Pantauan di lapangan, banyak peserta dan penggembira muktamar serta warga yang datang masjid, Jumat (18/11/2022. Awalnya mereka ingin masuk dan menjalankan salat sunah tapi belum dibuka.

Mereka kemudian berswafoto dan mengabadikan masjid khas Timur Tengah.

Baca Juga:Kisah 8 Goweser Asal Kalimantan Bersepeda ke Solo untuk Semarakkan Muktamar Muhammadiyah

Salah salah penggembira muktamar dari Aceh, Nasib Suradi (65) awalnya setiba di Kota Solo ingin datang dan salat di masjid putih. Orang Aceh mengenalnya itu masjid putih karena berwarna putih.

"Insya Allah, rencana sampai Solo itu kita mau salat jumat di masjid putih ini. Tapi belum dibuka, nanti salat jumat di masjid lain," ujar dia saat ditemui di lokasi, Jumat (18/11/2022).

Menurutnya, masjid putih atau Masjid Raya Sheikh Zayed Solo ini sudah viral di Aceh. Banyak orang Aceh itu ingin datang dan masuk ke dalam masjid. 

"Ini sudah viral di Aceh, pada tanya di mana masjidnya. Jadi kita beberapa orang yang datang ke muktamar menengok ke masjid ini," katanya.

"Sudah ada niat dari Aceh sampai Solo datang dan melihat masjid," sambung dia.

Baca Juga:Dibuka Jokowi, Sebanyak 17 Ribu Orang Hadiri Muktamar ke-48 Muhammadiyah

Tiba di masjid, ia bersama rombongan kagum dengan bentuk masjid. Bentuknya itu mewah sekali, kalau di Aceh itu yang paling mewah Masjid Raya Baiturahman Banda Aceh.

"Ini sangat mewah sekali, khas Timur Tengahnya tampak sekali," ungkapnya.

Berharap dengan adanya masjid semegah ini, di Solo lebih maju lagi masalah keagamaan. "Yang terpenting itu bisa memakmurkan masjid," imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan peserta muktamar dari Bali, Muhammad Saifullah (60) yang berharap bisa salat jumat di Masjid Raya Sheikh Zayed ini.

"Kita berharap mau salat jumat di sini tapi belum dibuka katanya. Itu yang kita sayangkan, padahal sudah diresmikan tapi tidak bisa dipakai," terang dia.

Lanjut dia, kebetulan berada di Solo dan ikut muktamar lalu ingin tahu masjid bantuan dari UEA sebagai bentuk kerjasama dan persahabatan antar dua negara muslim ini.

Kalau melihat fisik masjid itu menggambarkan ornamen Timur Tengah. Masjid itu hidup kalau ada kegiatan dan memakmurkannya. 

"Kadang itu kita berlomba-lomba membangun masjid tapi tidak ada kegiatan dan sepi," ucapnya.

Sementara itu salah satu peserta dari Makasar, jika masjid ini sangat megah dan sama seperti di tanah suci. 

"Megah banget, wou sama seperti di tanah suci. Tadi datang ke sini pagi-pagi ingin salat dhuha tapi belum buka," papar Hapsiah. 

Ditambahkan, jika di Makasar masjid ini sudah sangat viral dengan kemegahan bangunannya.

"Saya lihat itu di youtube, bagus sekali. Sudah viral di Makasar," pungkas dia.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak