SuaraSurakarta.id - Tragedi Kanjuruhan dan halloween itaewon di Kores Selatan menjadi pelajaran besar untuk penyelenggara event dan masyarakat umum. Menjaga keselematan menjadi hal yang tak kalah penting.
Manager Program Strata Satu Event di Universitas Prasetiya Mulya Hanesman Alkhair mengingatkan para pelaku industri event organizer (EO) mengenai dua hal penting dalam manajemen risiko guna mencegah insiden yang tidak diinginkan di suatu acara yang melibatkan massa.
Kedua hal tersebut antara lain antisipasi atas munculnya density alias kepadatan massa serta pergerakan tiba-tiba dalam kelompok massa (sudden movement).
"Dua hal ini merupakan titik kritis yang bisa membuat sebuah acara menjadi tidak kondusif, sehingga perlu diantisipasi oleh seluruh stakeholders acara seperti event organizer, aparat keamanan, dan sebagainya," kata Hanes dikutip dari ANTARA pada Minggu (13/11/2022).
Baca Juga:Puan Maharani Beri Penghormatan ke Korban Tragedi Itaewon, Pinkan Mambo Kesal sama Raffi Ahmad
Untuk mencegah timbulnya density, Hanes menjelaskan para pemangku kepentingan (stakeholders) sebuah event perlu membuat alur pergerakan pengunjung dengan sedemikian rupa.
Sebagai contoh pemisahan antrean, penyekatan area penonton di sebuah acara festival atau konser musik, dan menempatkan lebih banyak petugas keamanan di titik-titik yang rawan terjadi kepadatan.
"Perlu ada pengaturan khusus agar tidak terjadi desak-desakan pada pengunjung," ujarnya.
Sementara itu risiko sudden movement dalam sebuah acara biasanya terjadi ketika ada suatu kejadian yang menarik perhatian khalayak misalnya saat hujan turun atau kericuhan di satu titik.
Contoh sudden movement lain saat adanya informasi yang menarik perhatian massa dalam jumlah banyak seperti pada kejadian di Itaewon, Korea Selatan, di mana sekelompok massa tiba-tiba bergerak setelah mendapatkan informasi adanya seorang pesohor di salah satu kafe.
Baca Juga:MyMedia Buka Suara Soal Fosfen Music Festival Batal Digelar, Permohonan Maaf hingga Refund Tiket
"Pergerakan tiba-tiba itu bisa menimbulkan kepadatan. Dikaitkan dengan karakteristik masyarakat yang perhatiannya cenderung tersedot pada gadget, situasi ini bisa menimbulkan risiko kepanikan ketika terjadi desak-desakan dan dorong-dorongan," kata Hanes.
- 1
- 2